Indeks
Opini  

Pemilihan Umum, Sebuah Ritual Demokrasi Partisipatif Warga Negara

Oleh: Riza Mirza, S.Kom., M.Kom.

Pemilihan umum, sebuah ritual demokrasi yang melibatkan partisipasi aktif warga negara dalam menentukan pemimpin dan wakilnya. Di tengah gemuruh politik dan berbagai dinamika, seringkali ada kecenderungan bagi sebagian orang untuk meremehkan pentingnya hak pilih mereka. Disini akan kita melihat mengapa memilih dalam pemilu bukan hanya hak, tapi juga sebuah “kewajiban” yang diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia.

Kewajiban Memilih dalam Kerangka Hukum

Dalam sistem demokrasi, memilih bukanlah sekadar hak, tetapi dapat menjadi sebuah “kewajiban” yang diemban oleh setiap warga negara. Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, setiap warga negara memiliki hak untuk memilih dan dipilih serta berkewajiban ikut serta dalam penyelenggaraan pemilu. Kewajiban ini tidak boleh diabaikan, karena pemilihan umum adalah panggung utama di mana suara rakyat terwujud.

Mengapa Harus Memilih?

Pentingnya memilih tidak hanya berkaitan dengan pelaksanaan undang-undang, tetapi juga menyangkut nasib bangsa. Pemilu adalah sarana untuk menyuarakan aspirasi, memberikan legitimasi kepada pemimpin yang terpilih, dan menciptakan pemerintahan yang mewakili keberagaman masyarakat. Dengan memilih, kita ikut membentuk arah dan kebijakan negara sesuai dengan kebutuhan dan harapan rakyat.

Golput Bukan Solusi

Seringkali, muncul argumen bahwa tidak memilih, atau golput, adalah bentuk protes terhadap sistem politik yang dianggap tidak memadai. Namun, golput sejatinya bukan solusi yang konstruktif. Dalam demokrasi, perubahan dan pembaruan dapat lebih efektif dicapai melalui partisipasi aktif daripada absen dari pemilihan. Jika kita ingin perubahan, memilih adalah langkah awal yang harus diambil.

Hindari Politik Uang, Jaga Integritas Pemilu

Pemilu yang sehat memerlukan integritas dan kejujuran. Politik uang, praktik yang merugikan dan merusak demokrasi, harus dihindari. Dalam memilih, kita memiliki tanggung jawab untuk memilih pemimpin berdasarkan kapasitas, integritas, dan program kerja, bukan karena iming-iming materi atau keuntungan pribadi.

Asas Pemilu: Cermin Demokrasi

Asas pemilu, seperti keadilan, kepastian, keterbukaan, dan keberagaman, menjadi landasan bagi terciptanya pemilihan yang adil dan representatif. Dengan memahami dan mengedepankan asas-asas ini, kita dapat memastikan bahwa pemilihan umum tidak hanya menjadi rutinitas administratif, tetapi juga cermin yang memantulkan esensi demokrasi itu sendiri.

Kesimpulan

Memilih dalam pemilu bukan hanya tentang hak, tetapi juga sebuah kewajiban yang harus diemban oleh setiap warga negara. Pemilihan umum adalah panggung di mana suara rakyat terdengar, dan keputusan dibuat.

Dengan menghindari golput, menghindari politik uang, dan mengedepankan asas-asas pemilu, kita dapat mewujudkan pemilihan yang bermartabat dan mendukung perkembangan demokrasi Indonesia. Oleh karena itu, mari bersama-sama membangun negeri ini melalui partisipasi aktif dalam setiap pemilihan umum.

Penulis adalah pimpinan umum Notula

Konten ini merupakan buatan pengguna dan tidak mencerminkan pandangan redaksi.
Exit mobile version