Lhokseumawe – Hafizatul Khaira Lubna, siswi kelas 4 SD IT Bunayya Kota Lhokseumawe, kembali menoreh prestasi gemilang, menjadi juara pertama pada perlombaan pidato dan baca puisi di sekolah, Rabu (21/12/2022).
Sebelumnya, gadis cilik yang sering disapa Lubna ini, lewat judul, “Perempuan Tangguh Dari Serambi Mekkah”, berhasil meraih juara dua, pada lomba bercerita anak RRI Lhokseumawe pada bulan November 2022.
Anak pertama dari pasangan Safrizal dan Yusti Fajar ini, sudah terlihat bakatnya semenjak TK, namun ketika itu, Lubna belum diikutsertakan untuk mengikuti perlombaan.
Setelah menduduki bangku kelas satu sekolah dasar, ia baru mulai naik podium. Melalui pidato yang berjudul, “Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW Menjadi Suri Tauladan Bagi Ummat”, Lubna berhasil meraih juara pertama.
Pada ajang yang diselenggarakan oleh Dayah Sirajul Muna Kota Lhokseumawe ini, Lubna ikut sebagai peserta mewakili Dayah Nurul Rasyidin Al Aziziah.
Ketika itu, ia unggul dari peserta lain yang usianya lebih jauh di atasnya, bahkan ada yang sudah setingkat SMP.
Sejak itu, Lubna semakin termotivasi dan terus mengasah kemampuan, bahkan ia mencoba merambat ke bidang lain, seakan-akan tidak pernah puas, atas capaian apa yang telah ia raih.
Ketika menduduki bangku kelas dua, Lubna di perkenalkan dengan Tahfiz Qur’an, baca puisi, cerita anak dan swipoa atau yang lebih dikenal dengan “sempoa”.
Tak ayal, hasilnya pun gemilang, ia meraih juara pertama sempoa tingkat kelas seusianya.
Pemilik kulit hitam manis kelahiran tahun 2013 ini, dalam kesehariannya rajin muraja’ah Al Qur’an, dan telah mempunyai hafalan delapan juz.
Baru-baru ini, Lubna merambah bakatnya ke dunia literasi, ia belajar menulis puisi, karya pertamanya berjudul “Guruku”.
Selamat Lubna atas capaiannya, ditunggu karya-karya terbarunya. Bravo !
Orang tua Lubna, Safrizal, ketika dikonfirmasi notula.news ini, Kamis, (22/12/2022), mengatakan, anak pertamanya dari tiga bersaudara itu, semenjak usia dini memang telah digembleng dan dibiasakan dengan hal-hal positif.
“Semenjak usia dini, Lubna tidak diperkenankan memegang handphone (HP), kecuali ketika pandemi covid-19, itupun hanya untuk keperluan belajar secara daring, atau ada hal-hal lain yang terkait dengan keperluan sekolah, misalkan ada informasi, atau pemberitahuan di group sekolah,” sebut Safrizal.
Pernah suatu ketika, lanjut Safrizal, mamanya sakit keras lebih dari satu bulan dan keluar masuk rumah sakit, waktu itu ia tidak sempat mengontrol dan menjaga muraja’ahnya.
“Sebulan kemudian, saya lihat hafalan Lubna banyak yang hilang, mungkin karna terlalu banyak bermain dan mungkin saja secara sembunyi-sembunyi dia pernah memegang HP, biasalah, nama juga anak-anak, tentu bawaan kekanak kanakan-nya tetap ada,” tutup Safrizal.