Indeks
News  

Bang Suh Kuta Krueng, “Aneuk Lon Ka Diwoe”

H M Fadhil Rahmi, Lc., M.Ag (Syech Fadhil) bertemu dengan orang tua angkatnya di Gampong Kuta Krueng, Kamis, (8/2/2024), (Foto: Notula/ Zamanhuri)

Pagi itu, Kamis 8 Februari 2024, sinar matahari pagi membelai wajah Syech Fadhil ketika ia melangkah di Kabupaten Aceh Utara. Langit cerah memberikan semangat baru bagi Syech Fadhil untuk menyelesaikan urusan pentingnya. Dia memiliki keinginan kuat untuk menyelesaikan administrasi wakaf tambak miliknya demi masjid Jamik Sultan Malikussaleh di Gampong Kuta Krueng, Kecamatan Samudera.

Dengan langkah mantap, Syech Fadhil tiba di kantor KUA Kecamatan Samudera untuk penandatanganan dan penyerahan akta wakaf. Nazir wakaf, Tgk Idris Cut Ben, menerima dengan penuh kehormatan, disaksikan oleh Kepala KUA dan tokoh masyarakat setempat.

Setelah menyelesaikan urusan penting tersebut, Syech Fadhil dan rombongan menyantap makan siang. Namun, agenda hari itu belum selesai. Setelah shalat Zuhur, Syech Fadhil melanjutkan perjalanan menuju Gampong Kuta Krueng untuk meninjau tambak yang telah diwakafkan. Di sana, ia juga bersilaturahmi dengan masyarakat setempat dan teman masa kecilnya di beberapa titik.

Cerita dan kenangan masa kecilnya mengalir bersama, menguak rasa rindu di antara mereka, terkadang suara tawa memecahkan kesan ketika mengenang peristiwa lucu.

Tiba-tiba, suara azan berkumandang dari masjid, menandakan waktu shalat asar telah tiba. Tanpa ragu, Syech Fadhil dan rombongan bergegas menuju masjid Jamik Sultan Malikussaleh. Di masjid itu, Syech Fadhil dengan rendah hati menerima tugas sebagai imam, memimpin jamaah dalam melaksanakan shalat.

Setelah menunaikan shalat Asar, Syech Fadhil mengunjungi salah satu rumah tanpa memberi kabar sebelumnya, ingin memberikan kejutan. Saat tiba di sana, dia disambut dengan hormat oleh pemilik rumah, Bang Suh. Tanpa diduga, Bang Suh memeluknya erat sambil berkata, “Aneuk lon ka diwoe” (anakku telah kembali).

Bang Suh, yang ternyata merupakan sosok yang telah mengangkatnya, mempersilahkan Syech Fadhil dan rombongan untuk duduk. Di sampingnya, istrinya, Kak Ni, turut berbagi cerita tentang masa lalu mereka bersama Syech Fadhil.

Bang Suh menceritakan tentang masa kecil Syech Fadhil yang sering menghabiskan waktu bersama di Kuta Krueng, baik saat liburan sekolah maupun saat panen di tambak. Kak Ni menunjukkan sebuah kamar yang khusus disediakan untuk Syech Fadhil, sebagai tanda bahwa dia selalu dianggap sebagai bagian dari keluarga mereka.[]

Penulis : Zamanhuri
Exit mobile version