Indeks
News  

Syech Fadhil Kecil: Dari Anak Pintar Hingga Pewakaf Tambak untuk Masjid

H M Fadhil Rahmi, Lc., M.Ag (Syech Fadhil) saat bersilaturahmi dengan warga Gampong Kuta Krueng, Kamis, (8/2/2024), (Foto: Notula/ Zamanhuri)

Warga Gampong di Kemukiman Blang Mee, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, terutama di Gampong Kuta Krueng, Beuringen dan Krueng Mate, tengah dihebohkan oleh sosok Syeh Fadhil Rahmi. Beliau baru-baru ini mewakafkan sebuah tambak seluas 2,5 hektar yang merupakan peninggalan almarhum ayahnya untuk kepentingan Masjid Jamik Sultan Malikussaleh di Gampong Kuta Krueng.

Tambak tersebut terletak tak jauh dari lokasi Masjid, hanya sekitar 400 meter di arah barat, berada tepat di tepi pantai. Keputusan Fadhil untuk mewakafkan lahan tersebut demi kemakmuran Masjid Jamik Sultan Malikussaleh telah mendapat perhatian dan pujian dari warga sekitar.

Rasyid (51), salah seorang warga Krueng Mate, yang juga mengenal Fadhil sejak kecil, mengungkapkan kesan positifnya terhadap pewakaf tambak tersebut. Rasyid bahkan pernah tinggal di rumah orang tua Fadhil di Gelanggang Teungoh Kabupaten Bireun saat masih menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) 2 Bireun pada tahun 1987 hingga 1991.

Rasyid mengungkapkan bahwa Fadhil telah menunjukkan kecerdasannya sejak kecil. Meskipun masih bersekolah di tingkat dasar pada saat itu, Fadhil sudah menunjukkan kecemerlangannya dengan selalu mendapatkan peringkat satu di sekolah dan berhasil memenangkan berbagai kompetisi cerdas cermat. Meskipun terkadang tidak terlalu fokus dalam belajar, Fadhil memiliki kecerdasan bawaan yang luar biasa.

“Dia sangat pinter, IQ-nya bagus. Di sekolah, dia selalu mendapat peringkat satu dan bila ikut cerdas cermat regu, dia selalu yang menang. Meskipun terkadang tidak terlalu fokus belajar, tapi memang bawaan IQ-nya bagus,” ungkap Rasyid dengan bangga.

Fadhil lahir dari keluarga pendidik. Ibunya adalah seorang guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) di Bireun, sedangkan ayahnya, meskipun tidak berpendidikan tinggi, tapi semangat menyekolahkan anak-anaknya luar biasa, walau hanya lulusan SMP tapi ia sosok yang visioner, salah satu nasehatnya, “sep loen yang meuneuheun, aneuk-aneuk loen harus jak sikula yang manyang, sekuat tenaga akan loen peusikula awak nyan”, red, (cukup saya yang menjadi petani tambak, anak-anak saya harus sekolah yang tinggi, sekuat tenaga akan saya sekolahkan mereka).

Selain visioner, kata Rasyid, ayah Syeh Fadhil dikenal sosok yang agamais, santun dan beradab, “Ibarat kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pokoknya. Itulah yang cocok untuk syeh Fadhil,” ujarnya.

Sejak kecil, Fadhil telah terbiasa disiplin menjalankan shalat lima waktu. Rasyid mengingat suatu kejadian ketika Fadhil sedang bermain di kamar Rasyid. Tiba-tiba terdengar suara azan yang menandakan masuknya waktu shalat Ashar. Tanpa ragu, Fadhil segera meninggalkan Rasyid dan bergegas menunaikan shalat. Kebiasaan tersebut terus berlanjut hingga Fadhil tidak perlu diingatkan lagi.

Dalam kehidupan sehari-hari, Fadhil dididik dengan penuh kasih sayang. Ibunya adalah sosok yang lemah lembut. Meskipun wataknya agak keras, Fadhil tidak pernah terlibat dalam pertengkaran dengan teman seusianya.

“Anak yang pintar memang memiliki watak agak keras. Dia tidak mudah menerima argumen orang lain. Meskipun dia masih kecil, saya sering berdiskusi dengannya dan rasanya seperti berdiskusi dengan teman seusia saya,” kenang Rasyid sambil tersenyum.

Keputusan Fadhil untuk mewakafkan tambak peninggalan ayahnya untuk Masjid Jamik Malikussaleh telah menunjukkan dedikasi dan kepeduliannya terhadap agama dan masyarakat sekitar. Warga Mukim Blang Mee dan sekitarnya memberikan apresiasi yang tinggi atas langkah mulia yang diambil oleh Syeh Fadhil Rahmi. Semoga kebaikan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan dan keberlanjutan umat.[]

Penulis : Zamanhuri
Exit mobile version