Lhokseumawe – UIN Sultanah Nahrasiyah (UIN SUNA) Lhokseumawe mendirikan dapur umum dan membuka layanan konseling bagi mahasiswa serta warga sekitar yang terdampak banjir. Dapur umum tersebut dipusatkan di Ma’had Al-Jamiah kampus setempat dan mulai beroperasi pada Kamis (4/12/2025).
Rektor UIN SUNA Lhokseumawe, Prof. Danial, mengatakan bahwa dapur umum ini didirikan sebagai bentuk kepedulian kampus terhadap mahasiswa dan masyarakat yang terdampak banjir yang melanda sejumlah wilayah di Aceh beberapa waktu lalu.
“Dapur umum ini akan terus beroperasi sampai situasi kembali normal,” ujar Prof. Danial.
Ia menambahkan bahwa selain dapur umum, pihak kampus juga menyediakan fasilitas lain berupa penyaluran pakaian layak pakai serta layanan konseling bagi mahasiswa dan korban banjir. Layanan konseling itu dipimpin oleh tim dari Bidang Kesehatan, Pendidikan, dan Konseling.
Pada kesempatan itu, Prof. Danial menjelaskan bahwa jumlah porsi makanan yang disediakan setiap hari disesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang berada di dalam kampus maupun mahasiswa sekitar yang terdampak banjir dan mengalami keterbatasan logistik serta ekonomi akibat terputusnya akses komunikasi dengan keluarga.
“Diperkirakan sekitar 400 mahasiswa UIN SUNA Lhokseumawe terdampak banjir. Khusus yang berada di kawasan Ma’had Al-Jamiah, jumlahnya sekitar 200 mahasiswa,” jelasnya.
Menurut Prof. Danial, keberadaan dapur umum ini juga bertujuan memastikan tidak ada mahasiswa yang mengalami kelaparan di tengah kondisi darurat.
“Dapur umum ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan makan mereka, tetapi juga agar mereka tidak cemas, karena orang tua tidak dapat mengirimkan uang saku akibat jarak yang jauh dan akses yang terputus,” tambahnya.
Sementara itu, Quratul Aini, mahasiswi Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang berasal dari Aceh Tamiang, mengaku sangat terbantu dengan keberadaan dapur umum tersebut.
“Kami sangat terbantu dengan adanya dapur umum ini. Selama bencana, sudah beberapa hari kami tidak bisa berkomunikasi dengan orang tua, sehingga belum mendapatkan kiriman uang saku dari kampung,” ujarnya.
