Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menegaskan pentingnya peran media dalam menghadapi gelombang disrupsi informasi yang semakin deras. Media berkualitas disebut sebagai benteng terakhir dalam melawan misinformasi yang marak terjadi di era digital saat ini.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Dirjen KPM) Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, dalam acara Ngopi Bareng Kemkomdigi yang digelar di Jakarta, Jumat (13/6/2025).
“Gelombang transformasi digital yang masif telah mengubah lanskap industri media secara fundamental,” tegas Fifi.
Ia menjelaskan bahwa perubahan dalam dekade terakhir jauh lebih dramatis dibandingkan tiga dekade sebelumnya. Strategi media konvensional lima atau sepuluh tahun lalu, menurutnya, sudah tak lagi relevan di tengah dominasi media sosial sebagai sumber utama informasi publik.
Fifi menyoroti dua tantangan besar yang dihadapi industri media: transformasi bisnis media dan tsunami informasi yang membanjiri publik dengan konten yang sulit diverifikasi.
“Eksistensi media dan profesi jurnalis harus dijaga, bukan hanya untuk bisnis, tapi sebagai pilar demokrasi yang menyediakan informasi berkualitas,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa banyak grup media besar telah berpindah haluan dari model konvensional ke platform digital. Bahkan, televisi tradisional menurutnya harus bertransformasi menjadi heavy digital agar tetap bertahan, karena model bisnis lama yang mengandalkan ribuan karyawan dinilai tak lagi berkelanjutan.
Di sisi lain, ia menekankan perlunya talenta jurnalis yang relevan dengan kebutuhan digital saat ini, terutama dalam hal content activation dan data journalism.
PIP Jadi Andalan Informasi Publik di Wilayah 3T
Dalam kesempatan yang sama, Fifi Aleyda Yahya juga menegaskan bahwa peran Penyuluh Informasi Publik (PIP) tetap vital di tengah pesatnya kemajuan teknologi. Menurutnya, PIP masih menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi strategis pemerintah kepada masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Komunikasi tatap muka melalui PIP memberikan konteks yang lebih lengkap dan komprehensif dibandingkan metode lainnya. Di daerah 3T, pendekatan personal ini terbukti lebih efektif memastikan pesan pemerintah sampai dengan baik,” kata Fifi.
Ia menjelaskan bahwa saat ini ada hampir 300 PIP yang aktif di lapangan. Mereka tetap menjadi solusi terhadap keterbatasan akses internet dan budaya tutur yang masih kuat di wilayah pedesaan.
Adapun tiga fokus utama program PIP pada tahun 2025 adalah sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG), edukasi prosedur resmi menjadi Pekerja Migran Indonesia, dan kampanye pencegahan judi online di desa-desa.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Biro Humas Kemkomdigi Raden Rhina Anita Ernita Martono, Sekretaris Ditjen KPM Very Radian Wicaksono, Direktur Informasi Publik Nursodik Gunarjo, Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan Marolli J Indarto, serta Plt Direktur Ekosistem Media Farida Dewi Maharani.