Indeks
News  

Proyek Bendungan Krueng Pase Mulai Dikerjakan, Masyarakat Meragukan Pekerjaan Selesai Tepat Waktu

Aceh Utara – Proyek rehabilitasi bendungan D.I Krueng Pase (8.922 Ha) di Kabupaten Aceh Utara mulai dikerjakan kembali, amatan Notula.News, Senin, 25 Maret 2024, tampak para pekerja sedang memasang seng pagar dan satu unit ekskavator sedang membersihkan lahan.

Diketahui, berdasarkan surat pemberitahuan kepada PJ Bupati Aceh Utara, pekerjaan dilaksanakan oleh PT Casanova Makmur Perkasa. Proyek ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp. 22.800.000.000,- dengan menggunakan anggaran tahun 2024.

Meskipun masyarakat menyambut baik keberlanjutan proyek ini, namun keraguan muncul terkait kemungkinan penyelesaian tepat waktu. Hal ini terkait dengan pengalaman sebelumnya di mana proyek rehabilitasi bendungan ini sempat terhenti oleh PT Rudi Jaya dan akhirnya mengalami pemutusan kontrak.

“Kami meragukan proyek ini dapat selesai tepat waktu, karena mengingat pengalaman sebelumnya,” ujar salah seorang tokoh masyarakat Meurah Mulia.

Ia berharap kepada PJ Bupati Aceh Utara dan seluruh masyarakat untuk melakukan pengawasan agar proyek ini dapat berjalan dengan baik, “Terus terang, saya tidak yakin pekerjaan ini dapat selesai tepat waktu. Coba bayangkan, bagaimana bisa selesai, jika alat berat yang diturunkan hanya satu unit. Nyoe buet rayeuk, ken Peugeot aneuk lueng,” ujarnya. red, (Ini pekerjaan besar, bukan pembuatan parit).

Ia juga meminta kepada pelaksana proyek untuk mempercepat pekerjaan mengingat sedang musim kemarau, jika tidak segera dipercepat, nantinya akan mengalami kendala di musim hujan.

Salah seorang pekerja, saat ditanyai tentang pekerjaan tersebut mengatakan, bahwa pekerjaan ini hanya baru tahap pemasangan pagar dan pembersihan lahan, untuk selanjutnya akan dikerjakan setelah lebaran.

“Kami bekerja untuk tahap pemasangan pagar dan pembersihan lahan, setelah itu kami akan kembali. Nanti setelah lebaran baru di lanjutkan kembali,” sebutnya.

Proyek rehabilitasi bendungan ini sebelumnya telah menjadi perhatian penting karena dampaknya yang signifikan bagi masyarakat tani di 9 Kecamatan, terkait pengelolaan sumber daya air dan pengairan untuk sektor pertanian. Mereka telah mengalami gagal panen selama 3 tahun akibat proyek yang mangkrak. Dampak dari itu tidak tertutup akan terjadi kemiskinan ekstrim.[]

Penulis : Zamanhuri
Exit mobile version