Karya: Yusti Fajar
Bintang Redup
Angin bertiup kencang di atas Meurah
Jangkis-jangkis rayap tak bertuan menusuk lumbung
Kemana kelak anak cucu ku menjemput Mulia?…
Meurah sedang dirundung.
Angin masih terpana di atasnya
Kemarau panjang
Irigasi seperti tak bertuan
Apa yang bisa dituai?…
Selain bongkahan-bongkahan tanah kering membelah
Dan secercah asa berhembus di ubun bukit.
Kedigdayaan Meurah
Sebagai lumbung penghasil gabah.
Mungkin….
Hanya tinggal dalam angan
Meurah…, Berubah papa.
Denyut nadi, Lumpuh
Tersungkur, dalam tirta proyek bendungan oligarki.
Sarkasme Meurah bukan tanpa alasan.
Mungkin…
Karena alunan seruling indah terngiang
Tapi hanya sebatas angan
Meurah dirundung asa.
Meurah Mulia, 11 Mei 2023.
Penulis adalah guru SMAN 1 Meurah Mulia.