Lhoksukon – Pasca musibah hidrometeorologi banjir bandang dan tanah longsor yang meluluhlantakkan 3 provinsi di Sumatra, Sumtera Utara, Sumatera Barat dan Aceh, Ketua Komisi II DPRK Aceh Utara, M Romi kunjungi kawasan Kampung Nelayan Merah Putih di kawasan Lancok, Kecamatan Samtarila Bayu, Aceh Utara, Sabtu, (27/11) beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungan tersebut politisi Partai Aceh yang akrab disapa Geuchik Romi ini mengaku mendengar banyak keluhan yang disampaikan oleh Panglima Laot Aceh Utara, Tgk Hamdani.
Salah satu keluhan nelayan yang disampaikan oleh Panglima Laot kepada Geuchik Romi adalah terjadi pembukaan muara sungai baru akibat dampak dari banjir bandang yang terjadi pada, Rabu, 26 November lalu.
Terbentuknya muara baru tersebut menurut Panglima Laot berdampak kerusakan pada proyek pembangunan infrastruktur pendukung program Kampung Nelayan Merah Putih yang diperkirakan baru berjalan sekitar 50 %.
Salah satu item kegiatan proyek tersebut adalah pembuatan tambatan perahu yang pasca banjir, tambatan perahu tersebut sudah tertimbun pasir dan menjadi pantai, sehingga perahu dan bowt nelayan tidak dapat lagi bersandar ditempat tersebut.
“Dikarenakan tidak dapat bersandarnya perahu dan boat nelayan di tambatan perahu tersebut, maka program Kampung Nelayan Merah Putih di kawasan Lancok sudah tidak efektif lagi,” ujar Gechik Romi kepada awak media, Selasa, (30/12/05).
Tidak hanya tambatan perahu, lanjut Geuchik Romi, akibat terbentuknya muara baru dan terjadi abrasi di kawasan Lancok, maka semua fasilitas pendukung Kampung Nelayan Merah Putih tersebut seperti Bengkel, Caffe, Cold Storage dan fasilitas pendukung lainnya akan terndam air laut disaat terjadi pasang.
Terendamnya fasilitas pendukung Kampung Nelayan Merah Putih Desa Lancok juga dikarenakan tidak adanya tanggul pecahan ombak disisi timur area tersebut, sehingga jika terjadi air pasang, maka air laut akan menenggelamkan area komplek tersebut.
“Kita berharap agar segera dilakukan pengerukan diarea tambatan perahu agar kembali berfungsi dan proyek tersebut tidak sia-sia, selain itu kita juga berharap agar segera dipasang batu pemecah ombak pada sisi timur area, agar semua fasilitas yang sudah dibangun tidak terendam banjir air laut disaat pasang berlangsung,” pinta Geuchik Romi yang didampingi Anggota DPRK asal wilayah tersebut, H Rifarhan.
Lebih lanjut, Geuchik Romi juga berharap kepada Pemda Aceh Utara agar segera melakukan penimbunan pada muara atau kuala baru yang terbentuk pasca musibah banjir.
Sebab, menurut Geuchik Romi, jika kuala itu tidak ditimbun, maka ketika air laut pasang, maka akan memendam seluruh tambak masyarakat setempat yang ada.
“Pemda harus segera lakukan penimbunan pada kuala yang baru itu, kalau tidak, maka pada saat air laut pasang, air laut akan menenggelamkan seluruh tambak-tambak masyarakat sekitar,” pungkas alumni SMP N 2 Lhokseumawe ini.
