Banda Aceh – Dukungan terhadap sosok Syardani Muhammad Syarif alias Teungku Jamaica untuk masuk dalam Kabinet Merah Putih kian menguat. Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), secara resmi mengajukan nama Teungku Jamaica kepada Presiden Prabowo Subianto melalui surat bernomor 800.1.1.4/8068.
Dalam surat itu, Mualem menyebut bahwa Teungku Jamaica yang kini menjabat sebagai Komisaris PT. PEMA Global Energi (PGE), dinilai memiliki kapasitas dan rekam jejak yang mumpuni untuk mengisi jabatan Wakil Menteri atau posisi strategis lainnya di pemerintahan mendatang.
Dukungan terhadap figur Teungku Jamaica tak hanya datang dari lingkup pemerintahan provinsi. Tiga rektor dari perguruan tinggi terkemuka di Aceh juga turut menyampaikan rekomendasi kepada Presiden.
Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Dr. Marwan, menyoroti kontribusi Teungku Jamaica dalam bidang hilirisasi dan industrialisasi yang dinilainya sejalan dengan visi Asta Cita pasangan Prabowo-Gibran.
Sementara itu, Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Mujiburrahman, menekankan integritas dan moralitas tinggi yang dimiliki Teungku Jamaica, serta latar belakang akademiknya yang kuat.
Rektor ISBI Aceh, Prof. Dr. Wildan, menambahkan bahwa penting bagi kabinet mendatang melibatkan figur-figur kompeten dan berpengalaman demi keberhasilan pemerintahan.
Secara keseluruhan, sebanyak 38 surat rekomendasi telah diterima oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung pencalonan Teungku Jamaica. Surat-surat ini berasal dari beragam organisasi dan tokoh masyarakat, termasuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), serta sejumlah organisasi keagamaan, kebudayaan, dan pendidikan lainnya.
Fenomena ini menunjukkan adanya sinergi lintas sektor di Aceh yang mendukung keterwakilan tokoh daerah dalam jajaran kabinet nasional. Figur Teungku Jamaica dianggap mampu mewakili aspirasi daerah serta membawa semangat kebersamaan dan kemajuan nasional.
Dengan masukan luas dari berbagai elemen masyarakat Aceh, diharapkan Presiden Prabowo mempertimbangkan nama-nama yang tidak hanya populer, tetapi juga memiliki visi strategis dan kemampuan adaptif untuk menjawab tantangan pemerintahan ke depan.