Aceh Besar – Dalam upaya melestarikan warisan budaya Aceh, Uleei Pandekar Silet Nanggroe, Busoe Abu Siwah, yang juga tokoh sentral dari organisasi Busoe Bersatu Silet Nanggroe, mengunjungi Markas Besar Silat Tradisional Aceh Busoe di Gampong Reuloh, Aceh Besar, pada Sabtu malam (9/11/2024). Kedatangan Abu Siwah disambut hangat oleh Dewan Guru Perisai Puteh Aceh, yang dipimpin oleh Muslim Muhammad Gure Jambo Raya, Uleei Pandekar wilayah dua.
Dalam pertemuan tersebut, Abu Siwah menyampaikan visi dan komitmennya untuk membangkitkan silat sebagai kebanggaan budaya Aceh. Ia menekankan pentingnya mendata para pandekar silet tradisional yang tersebar di 23 kabupaten/kota, yang sebagian besar belum terdaftar secara resmi dalam BUSOE, satu-satunya induk organisasi silat tradisional asli Aceh.
“Kami ingin setiap pandekar silet bergabung dalam keluarga besar Silet Nanggroe Busoe, agar setiap Jambo Silet dapat berprestasi dan bersama-sama mengangkat kembali peradaban budaya silet tradisional Aceh,” ujar Abu Siwah dengan penuh semangat.
Silat, yang di Aceh dikenal sebagai “silet” dan di Minangkabau disebut “silek”, bukan hanya sebuah bela diri, tetapi juga simbol kekuatan budaya yang menyatukan semangat dan jati diri masyarakat Aceh. Sejarah mencatat, pada masa penjajahan Portugis, Belanda, dan Jepang, Aceh tidak dapat ditaklukkan, salah satunya berkat keahlian masyarakat Aceh dalam teknik-teknik silet yang digunakan dalam perlawanan.
Abu Siwah juga mengajak pemerintah Aceh dan semua pihak terkait untuk memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan Busoe serta setiap acara budaya yang diikuti maupun diadakan oleh Dewan Pandekar Aceh. Menurutnya, perhatian tersebut akan membawa dampak positif dalam mengenalkan budaya silet tradisional Aceh ke tingkat daerah, nasional, dan internasional, sekaligus menarik perhatian wisatawan asing.
“Dengan mengadakan berbagai event budaya, kami berharap dapat mendukung perekonomian masyarakat Aceh, membangkitkan minat generasi muda terhadap budaya nenek moyang, dan menjaga warisan budaya Aceh agar tidak tergerus oleh zaman,” ungkap Abu Siwah kepada para guru dan pandekar yang hadir.
Abu Siwah menegaskan bahwa organisasi Busoe Bersatu Silet Nanggroe siap menyelenggarakan berbagai event budaya untuk mengembangkan prestasi generasi muda Aceh, tidak hanya dalam bidang kebudayaan, tetapi juga dalam olahraga tradisional bela diri.
“Dengan demikian, Silet Tradisional Aceh akan terus hidup dan memberikan kontribusi nyata bagi peradaban serta kekayaan budaya Aceh,” pungkasnya.