News  

Kawanan Gajah Ganggu Perkebunan Warga di Aceh Utara, Petani Minta Tindakan Pemerintah

Zamanhuri
Kebun pinang yang rusak akibat kawanan gajah liar, di Dusun Pante Kiro, Blang Pante, Paya Bakong, Kamis, (17/8/2023), (Foto: Zamanhuri)

Aceh Utara – Kawanan gajah liar kerap mengganggu perkebunan warga di Alue Kajeung, Dusun Pante Kiro, Gampong Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara.

Salah seorang petani setempat, Musriadi, yang didampingi oleh Odeng dan Mukim, Kamis, (17/8/2023), mengungkapkan bahwa kawanan gajah secara rutin merusak tanaman perkebunan mereka pada malam hari.

Para petani mengeluhkan bahwa tanaman seperti pinang, coklat, durian, dan kelapa menjadi sasaran utama gajah-gajah tersebut. Kehadiran gajah-gajah ini berdampak signifikan terhadap mata pencaharian warga yang sangat mengandalkan hasil perkebunan.

Menurutnya, gajah-gajah tersebut turun ke perkebunan warga untuk mencari makanan mengingat habitat asli semakin terbatas. Dampaknya, masyarakat setempat mengalami kerugian ekonomi yang cukup besar akibat rusaknya tanaman yang mereka tanam dengan susah payah.

“Masyarakat merugi, banyak rugi masyarakat, karena tanaman yang kita tanam bibitnya kita beli semua,” ungkap Musriadi.

Pisang yang dirusak oleh kawanan gajah liar, di Dusun Pante Kiro, Blang Pante, Paya Bakong, Kamis, (17/8/2023), (Foto: Zamanhuri)

Menghadapi situasi ini, Musriadi dan masyarakat setempat meminta pemerintah untuk segera mengambil tindakan. Mereka menggarisbawahi bahwa masalah ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan mempengaruhi kehidupan dan mata pencaharian mereka secara signifikan.

“Hutan tiada lagi sekarang, dia tidak tau kemana lagi, jadi sekarang dia turun ke kebun masyarakat, semua pisang, durian dan tanaman yang kita tanam di sini udah habis, karena dia di sini hampir satu bulan. Kita minta kepada pemerintah tolonglah menangani masalah gajah ini, karena sudah lama kejadian seperti ini. Sudah bertahun tahun,” ungkapnya.

Para petani juga menunjukkan bahwa jika tindakan yang memadai tidak segera diambil, dampaknya bisa berakibat pada meningkatnya risiko konflik antara gajah dan manusia. Masyarakat menyadari bahwa gajah-gajah ini juga butuh perlindungan, mereka berharap ada solusi yang dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan perlindungan satwa liar ini.

“Jika pemerintah tidak menangani ini, jangan salahkan masyarakat nanti, karena gajah positif pemerintah yang harus lindungi. Karena, kami masyarakat miskin tempat cari makan di sini,” tutup Musriadi.[]

Penulis : Zamanhuri

Ikuti notula.news di Google Berita untuk update informasi lebih mudah dan nyaman. Klik di sini

Jasa Buat Web by Altekno Digital Multimedia