Kuliner Unik Croet Teukeurabe: Potret Kuliner Tradisional Aceh yang Menggugah Selera

Zamanhuri
(Foto: m.bukalapak.com)

Kuliner unik selalu memiliki daya tarik tersendiri dalam dunia gastronomi. Salah satu kuliner unik yang mengundang nostalgia adalah Croet Teukeurabe, sebuah hidangan khas yang pernah populer di kalangan masyarakat Aceh pada era 70-an hingga pertengahan 90-an.

Croet, juga dikenal dengan nama Enceng Gondok dalam bahasa Indonesia, adalah tumbuhan liar yang tumbuh subur di rawa dan sawah, sehingga dianggap sebagai gulma. Tumbuhan ini dengan mudah dapat ditemukan di berbagai daerah. Namun, yang digunakan dalam hidangan Croet Teukeurabe adalah jenis Croet yang tumbuh di sawah. Kelembutan dan kekenyalan tekstur Croet sawah membuatnya menjadi bahan ideal untuk diolah menjadi lauk yang lezat dan menggugah selera.

Dalam proses pembuatan Croet Teukeurabe, bagian yang diolah adalah pucuk daun dan bunga Croet yang masih lembek. Namun, penting untuk mengingat bahwa pengolahan Croet memerlukan teknik yang tepat, karena jika tidak diolah dengan benar, rasanya bisa menjadi pahit dan sepet.

Proses pengolahan Croet dimulai dengan merebus Croet yang telah dibersihkan. Air dari hasil rebusan tersebut kemudian diperas berkali-kali untuk menghilangkan rasa pahit yang mungkin ada dalam daun Croet. Setelah itu, Croet dikeurabe, yakni dicampur dengan kelapa parut yang telah dicampur dengan bumbu-bumbu halus seperti bawang merah, cabe rawit, dan garam. Beberapa variasi menambahkan bumbu seperti terasi, cabe merah, dan tomat untuk meningkatkan kekayaan rasa hidangan ini.

Croet Teukeurabe tidak hanya mengandalkan bahan utama daun Croet, tetapi juga mengolah bunganya (bungoeng), yang disebut dengan “Bungoeng Croet Teukeurabe” dengan menggunakan bumbu sesuai selera. Pilihan ini menambah dimensi rasa dan tampilan yang unik pada hidangan ini.

Tak hanya mengundang selera, Croet Teukeurabe juga memiliki manfaat kesehatan. Croet (Enceng Gondok) memiliki kandungan yang memberikan manfaat positif bagi kesehatan tubuh.

Sayangnya, dengan berjalannya waktu, Croet Teukeurabe semakin jarang dijumpai. Hidangan ini hanya dikenal oleh sebagian orang tua yang masih mengingat dan menghargai warisan kuliner tradisional Aceh. Namun, Croet Teukeurabe tetap menjadi bukti berharga akan kekayaan kuliner Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan bagi generasi mendatang.[]

Ikuti notula.news di Google Berita untuk update informasi lebih mudah dan nyaman. Klik di sini

Jasa Buat Web by Altekno Digital Multimedia