Banda Aceh – Prof. Dr. Drs. Razali, M.Pd., adalah bukti nyata bahwa ketekunan dan semangat pantang menyerah dapat membawa seseorang mencapai puncak keberhasilan. Dari seorang anak petani di Tanah Pasir, Aceh Utara, hingga menjadi Guru Besar di Universitas Syiah Kuala (USK), perjalanannya penuh inspirasi.
Daftar Isi
Pengukuhan sebagai Guru Besar
Pada 26 Februari 2025, Universitas Syiah Kuala resmi mengukuhkan Prof. Dr. Drs. Razali, M.Pd. sebagai Guru Besar dalam bidang Kurikulum Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Gelar ini dianugerahkan berdasarkan SK Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Nomor 136499/M/07/2024 yang diterbitkan pada 1 Desember 2024.
Pengukuhan ini menjadi pencapaian tertinggi dalam karier akademiknya. Bulan Desember tidak hanya menjadi bulan kelahirannya, tetapi juga menjadi momen bersejarah dalam perjalanannya di dunia pendidikan.
Perjalanan Hidup: Dari Penjual Peci ke Akademisi
Lahir pada 21 Desember 1961, Prof. Razali tumbuh dalam keluarga sederhana. Ayahnya seorang petani, sedangkan ibunya seorang perajin tanah liat. Sejak kecil, ia memahami bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah masa depan.
Saat kuliah di Universitas Syiah Kuala, keterbatasan ekonomi membuatnya harus bekerja keras untuk membiayai pendidikannya. Ia berjualan peci di stasiun kereta api dan bahkan belajar menjahit demi menambah penghasilan. Dengan tekad yang kuat, ia berhasil menyelesaikan pendidikan Sarjana Pendidikan (S.Pd.) di Universitas Syiah Kuala pada 1986.
Tak berhenti di situ, ia melanjutkan pendidikan magister di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, dan meraih gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) dalam bidang Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada 1996. Kemudian, ia melanjutkan studi doktoral di Universiti Utara Malaysia, Kedah, dan meraih gelar Doktor pada 2017.
Dedikasi dalam Dunia Pendidikan
Sejak 1987, Prof. Razali mengabdikan diri sebagai dosen di Universitas Syiah Kuala. Selain mengajar, ia aktif dalam penelitian dan inovasi kurikulum bahasa Indonesia untuk meningkatkan literasi generasi muda. Karya-karyanya menjadi rujukan penting di dunia akademik, menjadikannya salah satu pakar pendidikan bahasa yang disegani.
Keluarga sebagai Pilar Kehidupan
Di balik kesuksesannya, Prof. Razali adalah seorang ayah dan suami yang mengutamakan keluarga. Ia melewati berbagai tantangan bersama dua sosok perempuan hebat dalam hidupnya, Almarhumah Hj. Yusdiana dan Almarhumah Mursyidah, S.Pd.
Dari pernikahannya, ia dikaruniai anak-anak berprestasi, yakni Muhibbul Khairi, S.Pd., Mahlil, S.E.Ak., M.E.Ak., Lina Sundana, S.Pd., M.Pd., dan Afzanul Karim. Mereka mewarisi semangat juang ayahnya dan terus berkembang dalam dunia akademik serta profesional.
Penghargaan dan Warisan Keilmuan
Atas dedikasi dan kontribusinya, Prof. Razali menerima berbagai penghargaan, termasuk Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia. Namun, baginya, penghargaan terbesar adalah melihat mahasiswa dan generasi muda Indonesia tumbuh menjadi individu yang berilmu dan berdaya saing tinggi.
Dengan dikukuhkan sebagai Guru Besar, Prof. Dr. Drs. Razali, M.Pd. telah meninggalkan jejak akademik luar biasa serta kisah hidup inspiratif yang membuktikan bahwa keberhasilan sejati lahir dari kerja keras, pengorbanan, dan semangat belajar tanpa henti.
Terima kasih, Prof. Dr. Drs. Razali, M.Pd., atas dedikasi dan inspirasinya bagi dunia pendidikan Indonesia!
Ikuti notula.news di Google Berita untuk update informasi lebih mudah dan nyaman. Klik di sini