Lhokseumawe – Ketua Bimbingan Prestasi (Bimpres) Muaythai Aceh, Taufik Akbar, yang akrab disapa Abu Siwah, mengungkapkan bahwa untuk mengembangkan bakat anak muda di bidang olahraga bela diri, sejumlah pelatih di Indonesia semakin aktif mendidik para atlet sejak usia dini. Khususnya dalam cabang olahraga Siwah Busoe dan Muaythai Busoe, latihan rutin diadakan di Exs Hotel Dewi Plaza, Desa Keude, Aceh, Kota Lhokseumawe, pada setiap Selasa sore, Rabu sore, dan pagi hari Minggu.
Kedua disiplin ini kini semakin mendapatkan perhatian dan dianggap mampu mencetak atlet-atlet berprestasi baik di tingkat daerah, nasional, maupun internasional, seperti yang telah terbukti dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, seperti yang disampaikan Abu Siwah dalam wawancara dengan media Notula News pada Rabu siang, 6 November 2024.
Abu Siwah, yang didampingi oleh Ramazani Gujam Dani, Ketua Umum Pengcab Muaythai Kota Lhokseumawe, menyatakan bahwa pelatihan yang dimulai dari usia anak-anak atau remaja tidak hanya bertujuan untuk membentuk keterampilan fisik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai disiplin, mental yang kuat, dan sikap sportif yang tinggi. Dengan program latihan intensif yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan fisik peserta, para pelatih mengajarkan teknik-teknik dasar hingga lanjutan, membangun ketahanan tubuh, serta mempersiapkan mereka menghadapi berbagai kejuaraan, sembari tetap menekankan pentingnya adab di atas ilmu.
Sebagai Ketua Bimbingan Prestasi Pengprov Muaythai Indonesia Provinsi Aceh dan juga Ketua Umum Dewan Pandekar Tradisional Aceh, Taufik Akbar—atau Abu Siwah—berharap agar generasi muda semakin mencintai olahraga bela diri dan tidak pernah kendur dalam pelatihan. Dia juga mengajak kepada seluruh Jambo-jambo dan pengcab Muaythai di kabupaten/kota untuk terus membina generasi muda. Saat ini, mereka tengah berusaha agar cabang Muaythai dapat dipertandingkan di tingkat pelajar, seperti dalam ajang POPDA dan di tingkat usia dini. “Saya beserta seluruh pengurus MI Aceh sangat berharap ini dapat terlaksana di masa depan,” ucap Abu Siwah.
Siwah Busoe, sebagai salah satu cabang bela diri tradisional, dan Muaythai Busoe, yang menggabungkan elemen bela diri Muaythai, mendapatkan perhatian khusus berkat keunikan dan kekuatan gerakannya. Para pelatih berupaya menanamkan pemahaman yang mendalam tentang budaya dan filosofi di balik kedua seni bela diri ini, sehingga atlet dapat berlatih dengan kebanggaan dan memiliki identitas yang kuat sebagai atlet bela diri Indonesia.
Diharapkan dengan pembinaan yang terstruktur dan konsisten, semakin banyak atlet muda yang mampu meraih prestasi di kejuaraan daerah, nasional, dan internasional, serta mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia bela diri.
Ikuti notula.news di Google Berita untuk update informasi lebih mudah dan nyaman. Klik di sini