Aceh Utara – Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kabupaten Aceh Utara menegaskan kepada masyarakat untuk menghentikan segala bentuk bullying terhadap anak-anak. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Pakar MPD Aceh Utara, Mawardi, M.Pd, didampingi Kepala Sekretariat, Hamdani, S.Ag., M.Sos dan Nurlina, SE, disela sela kegiatan Hari Anak Nasional, Selasa, (23/7/2024).
Dalam pernyataannya, Mawardi menekankan pentingnya peran semua pihak, termasuk orang tua, guru, dan masyarakat luas, untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi anak-anak. “Bullying, baik secara fisik maupun verbal, memiliki dampak yang sangat negatif terhadap perkembangan mental dan emosional anak-anak. Kami tidak ingin ada lagi korban bullying di Aceh Utara,” ujarnya.
Oleh karena itu, MPD Aceh Utara melakukan berbagai upaya, termasuk menyelenggarakan pelatihan manajemen untuk Komite Sekolah dengan tema “Partisipatif dan Peran Komite Sekolah untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Aceh Utara,” dilaksanakan, Rabu, 6 Maret 2024 .
Dalam kegiatan tersebut juga membahas tentang bullying untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya bullying serta memperkuat pengawasan di lingkungan pendidikan.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, MPD Aceh Utara juga mengajak sekolah-sekolah untuk lebih aktif dalam menyosialisasikan nilai-nilai toleransi, menghargai perbedaan, dan membangun rasa saling menghormati di antara siswa. “Edukasi mengenai dampak buruk bullying harus dimulai sejak dini. Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua anak,” tambah Mawardi, M.Pd.
MPD Aceh Utara juga meminta dukungan dari orang tua untuk lebih memperhatikan perilaku anak-anak mereka, baik di rumah maupun di sekolah. “Pengawasan dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting untuk mencegah terjadinya bullying,” kata Mawardi.
Alumnus magister Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala (FKIP USK) ini mengungkapkan, sinergitas antara orang tua, guru, dan pemerintah harus tercipta dengan baik. Lineraritas di antara ketiganya menentukan hasil pendidikan anak bangsa di masa yang akan datang.
Mawardi juga menyerukan agar semua pihak, terutama orang tua dan guru, lebih proaktif dalam mendeteksi tanda-tanda awal perundungan di lingkungan sekitar. “Perundungan sering kali terjadi tanpa disadari oleh orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, perhatian dan kepekaan terhadap perubahan perilaku anak sangat diperlukan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa pendekatan yang lebih humanis dan mendidik harus diterapkan dalam menangani kasus perundungan. “Anak-anak yang terlibat dalam perundungan, baik sebagai pelaku maupun korban, sama-sama membutuhkan bimbingan dan perhatian. Mereka harus diberikan pemahaman dan dukungan untuk berubah ke arah yang lebih positif,” ujar Mawardi.
Selain itu, Mawardi menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi anak-anak. Menurutnya, peran serta semua elemen masyarakat sangat dibutuhkan untuk meminimalisir terjadinya perundungan. “Jika setiap elemen masyarakat memiliki kesadaran yang sama dan bekerja sama, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi anak-anak kita,” tutup Mawardi.
Melalui langkah-langkah ini, MPD Aceh Utara berharap dapat mewujudkan lingkungan yang bebas dari bullying, sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, tanpa rasa takut atau cemas. (ADV)
Ikuti notula.news di Google Berita untuk update informasi lebih mudah dan nyaman. Klik di sini