News  

Perjuangan Anak-Anak Dusun Biram di Aceh Utara Menempuh “Merdeka Belajar”

Zamanhuri
Anak anak dusun Biram, menyeberangi sungai Krueng Kereutoe pergi ke sekolah, Senin, (29/4/2024), (Foto: Nariman, untuk Notula)

Aceh Utara – Dusun Biram adalah salah satu dusun terpencil yang terletak di Gampong Plu Pakam, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara. Dengan akses jalan yang sulit, dusun ini menghadapi berbagai tantangan dalam hal infrastruktur dan pendidikan.

Kepala Dusun Biram, Nariman, Senin, (29/4/2024), mengatakan, sebagian anak-anak setingkat SMP dan SMA di Dusun Biram ada yang terpaksa putus sekolah karena sulitnya akses menuju sekolah di Ibukota Kecamatan.

“Setelah lulus SD, sebagian anak-anak kami mondok di Dayah, karena jika pulang pergi sangat tidak memungkinkan. Namun, ada juga yang terpaksa putus karena keterbatasan biaya,” sebut Nariman.

Sementara, untuk anak-anak tingkat TK dan SD harus bersekolah di Gampong Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong, karena sekolah terdekat ada di sana. Namun, perjalanan ke sekolah bukanlah hal yang mudah, anak-anak dusun Biram harus menempuh perjalanan kaki sejauh 2 hingga 2,5 Km untuk menjangkaunya.

“Setiap hari, anak anak harus menyeberangi sungai Krueng Keureutoe untuk pergi dan pulang sekolah. Jika debit air sungai meningkat, mereka memanfaatkan jasa perahu penyeberangan melewati sungai besar ini dengan arus yang kuat, terutama pada musim penghujan,” ungkap Nariman.

Penggunaan perahu untuk menyeberangi sungai Krueng Keureutoe yang dikenal ganas menurut Nariman penuh dengan risiko, karenanya mereka menggunakan tali untuk mengikat perahu agar tidak terbawa arus, dan mereka selalu berupaya menyeberang bersama-sama untuk saling membantu jika terjadi masalah. Namun, risiko tetap ada, dan kecelakaan dapat terjadi kapan saja.

“Kami bertaruh nyawa saat menghadapi arus Krueng Keureutoe yang ganas. Ketika musim penghujan tiba, arus sungai menjadi lebih deras dan jalan-jalan di sekitar dusun menjadi licin, membuat perjalanan semakin berbahaya. Karena itu, ketika cuaca buruk dan sungai tidak bisa diseberangi, anak-anak kami terpaksa tidak bisa pergi ke sekolah, menghambat pendidikan mereka,” ungkap Nariman.

Kondisi ini menciptakan kesenjangan dalam akses pendidikan bagi anak-anak di Dusun Biram. Akses yang sulit dan risiko perjalanan menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan mereka. “Kami selalu was-was setiap kali anak-anak pergi ke sekolah, berharap mereka bisa kembali dengan selamat,” ujarnya.

Situasi ini perlu perhatian lebih lanjut dari pemerintah dan pihak terkait untuk memberikan solusi yang dapat membantu anak-anak Dusun Biram memperoleh akses pendidikan yang lebih aman. “Salah satu solusi yang mungkin adalah pembangunan jembatan untuk mempermudah dan mengamankan perjalanan anak-anak ke sekolah,” ungkapnya.

Selain itu, peningkatan infrastruktur jalan juga dapat menjadi alternatif lain untuk memastikan anak-anak di Dusun Biram mendapatkan pendidikan yang layak tanpa mempertaruhkan keselamatan mereka.

Nariman berharap, dengan perhatian dan dukungan yang tepat, anak-anak Dusun Biram akan bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan memiliki masa depan yang lebih cerah tanpa harus mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari untuk pergi ke sekolah, sehingga “merdeka belajar” benar benar dapat dinikmati oleh anak-anak di Dusun Biram.[]

Penulis : Zamanhuri

Ikuti notula.news di Google Berita untuk update informasi lebih mudah dan nyaman. Klik di sini

Jasa Buat Web by Altekno Digital Multimedia