LHOKSEUMAWE – Untuk mempertahankan warisan budaya khas Aceh, Pj Walikota Lhokseumawe, A. Hanan, SP, MM, membuka pelatihan bagi 20 Perajin Anyaman Tikar Tradisional Aceh yang diselenggarakan oleh Bank Aceh Cabang Lhokseumawe. Pelatihan berlangsung pada tanggal 2 s.d 3 April 2024 di Balai Mushalla Gampong Jambo Mesjid, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, Selasa (02/04/2024).
Dengan tema “Melalui pelatihan anyaman tikar tradisional dari bahan baku pandan akan menghasilkan produk-produk kreatif dan inovatif sebagai produk warisan budaya kearifan lokal Aceh”. Pelatihan anyaman ini diharapkan mampu meningkatkan eksistensi budaya yang telah diwariskan secara turun temurun.
Dalam sambutannya, Pj Walikota Lhokseumawe menyampaikan, “Tikar bukan sekadar sebuah produk, tapi juga cermin dari kearifan lokal dan identitas budaya Aceh yang perlu dijaga dengan baik. Melalui pelatihan ini, kita berharap dapat menginspirasi para perajin untuk tidak hanya melanjutkan tradisi, tetapi juga mengembangkannya dengan kreativitas dan inovasi baru” harap A Hanan.
Salah satu inovasi yang diharapkan adalah pemasaran digital. Dengan memanfaatkan teknologi, produk anyaman tikar Kota Lhokseumawe dapat dijangkau oleh lebih banyak orang, tidak hanya secara lokal tetapi juga secara online agar penyebaran promosinya lebih luas.
“Pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan perajin, tetapi juga untuk membuka wawasan tentang potensi pemasaran digital. Dengan cara ini, kita dapat memperluas pasar dan mendukung keberlangsungan usaha para perajin,” tambah Pj Walikota.
Antusiasme yang tinggi dari para perajin Jambo Mesjid menjadi dorongan bagi Bank Aceh sebagai pelaksana pelatihan ini. Tidak hanya tikar biasa, hasil dari anyaman menjadi berbagai inovasi. Mulai dari kotak tisu, kotak keranjang serbaguna, hingga tikar yang bisa disesuaikan untuk kebutuhan rumah makan atau restoran yang mengusung konsep lesehan.
Sementara itu, Kepala Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe, Taufik Saleh, sampaikan komitmen Bank Aceh dari segi dana dan permodalan terhadap pelaku UMKM, mengingat pelaku UMKM merupakan salah satu faktor penggerak ekonomi utama di Indonesia.
“Pelatihan ini juga memiliki harapan besar untuk meningkatkan taraf hidup para perajin dan keluarga mereka” ujar Taufik.
Dengan memperluas pasar dan meningkatkan nilai tambah produk, diharapkan para perajin akan mendapatkan penghasilan yang lebih baik, sehingga kesejahteraan mereka juga ikut meningkat.
Ikuti notula.news di Google Berita untuk update informasi lebih mudah dan nyaman. Klik di sini