Lhokseumawe – Seribuan warga Kota Lhokseumawe dan sekitarnya memadati acara Ngobrol Pikir (NGOPI) Kebangsaan bersama Rocky Gerung di Platinum Coffee Banda Sakti Kota Lhokseumawe pada Rabu malam, (07/02/2024).
Menurut amatan, talkshow yang diberi tema “Menggagas Perubahan Untuk Indonesia Berkeadilan” tersebut mendapat sambutan antusias masyarakat, bahkan sejak sore warga mulai memadati lokasi acara.
“Baru beberapa saat posting flyer di sosial media, registrasi langsung membludak, terpaksa panitia menutup registrasi”, sebut pihak penyelenggara dari Tandaseru Indonesia Learning Community (TILC) dan IMSAM.
Selain Rocky Gerung, acara ini juga menghadirkan teman ngobrol pikir Mantan Komisioner KPK Saut Situmorang, dan Anggota DPR RI M. Nasir Djamil serta Lailan F. Saidina sebagai Moderator.
Dengan gaya khas bicaranya yang berani, kritis dan lugas, dalam kesempatan itu, Rocky Gerung memberikan beragam analisa menarik soal akal sehat dan akal dungu, slogan yang sering ia sampaikan selama ini.
Rocky mengatakan hanya akal sehat yang dapat membuat manusia berpikir merdeka. Menurutnya kemaksiatan politik lahir karena politikusnya tidak mampu berpikir dengan akal sehat.
“Pikiran adalah kejujuran dari hati nurani, pikiran tidak bisa diawasi. Karena itu politik adalah tukar tambah argumen bukan adu sentimen,” sebutnya.
Merespon pertanyaan salah satu pengunjung terkait sikapnya menolak memakai kaos paslon Presiden beberapa waktu lalu, Rocky menegaskan bahwa dirinya hadir di forum itu sebagai analis, dirinya berteman dengan pikiran Anis, kenapa harus pakai baju.
“Saya tegaskan saya bukan tim sukses Anis, tapi saya mau timnya sukses, jadi jangan paksa saya pakai kaos siapapun kecuali kaos pendaki gunung,” tegas Rocky Gerung sambil berkelakar disambut tepuk tangan meriah seribuan pengunjung.
Saat membaca tulisan Tandaseru Indonesia, Rocky juga memberikan sinyalemen bahwa kata tandaseru ini pertanda Indonesia sedang dalam bahaya.
Sejalan dengan Rocky Gerung, M. Nasir Jamil dan Saut Situmorang ikut menekankan bahwa Generasi Milenial dan Gen Z harus mampu berpikir sehat dalam memilih pemimpin pada kontestasi Pemilu nanti.
“Pemilu bukan untuk mencari pemimpin yang sempurna, tapi untuk mencegah orang yang zalim menjadi pemimpin”, kata Saut.
Acara yang diawali dengan pembacaan shalawat asygil dan pesan- pesan Isra Mi’raj ini berlangsung cukup meriah dan menghipnotis dengan semangat perubahan untuk Indonesia yang berkeadilan.
“Negara yang didasarkan atas ketidakadilan, tidak akan kekal”, tutup moderator Lailan F. Saidina. (*)
Ikuti notula.news di Google Berita untuk update informasi lebih mudah dan nyaman. Klik di sini