Bagian Dua: Pucoek Reunteh di Tengah Tantangan dan Perubahan Komoditas Pertanian

Zamanhuri
Misran, (baju merah), memperlihatkan buah kakao dari hasil peremajaan, Minggu, (3/12/2023), (Foto: Notula/Zamanhuri)

Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, warga dusun Pucoek Reunteh Yakin Jaya tetap sabar dalam mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Mereka terus berjuang untuk mendapatkan aksesibilitas yang memadai, salah satunya melalui musrembang di tingkat Desa. Namun, akibat keterbatasan dana desa hingga kini, impian mereka belum terwujud.

Kabar baik datang di tahun ini, geuchik kampung tempel Irwan Selamat yang baru dilantik untuk periode 2023-2029 mengatakan pengerjaan pengerasan jalan menuju ke dusun Pucoek Reunteh Yakin Jaya akan dikerjakan dalam waktu dekat ini dengan memanfaatkan anggaran tambahan dana desa. “Pengerasan jalan ke sana akan segera dikerjakan, hanya saja menunggu cuaca membaik, kalau curah hujan sudah kurang langsung kita kerjakan,” ujarnya singkat.

Dalam hal pertanian, masyarakat Pucoek Reunteh mulai mempertimbangkan diversifikasi tanaman sebagai strategi untuk mengurangi dampak fluktuasi harga komoditas. Dalam hal ini, keteladanan Misran selaku ketua kelompok tani untuk meningkatkan keterampilan dalam mengelola berbagai jenis tanaman amat dibutuhkan, termasuk memulihkan kebun kakao yang sudah terbengkalai.

Kakek tua ini dikenal di kampung karena keahliannya di bidang perkebunan. Ia telah mengikuti berbagai kegiatan pelatihan di tingkat daerah dan propinsi sejak tahun 90-an. Meskipun sudah tua, ia masih aktif dalam kegiatan pengembangan hasil perkebunan. Pada tahun 2012, ia berkesempatan mengikuti studi banding untuk komoditas kakao di Sulawesi.

Baca juga :   Pucoek Reunteh di Tengah Tantangan dan Perubahan Komoditas Pertanian
(Foto: Misran untuk Notula)

Pada Minggu, 3 Desember 2023, Notula.news berkesempatan menemui Misran yang sedang semangat mengurus kebun kakao miliknya seluas 2 hektar. Kebun Misran adalah satu dari dua kebun yang belum tersentuh oleh komoditas tanaman lain di Pucoek Reunteh.

Sebagian tanaman kakao di kebun Misran telah mengalami peremajaan karena produktivitas yang menurun akibat penuaan. Misran telah mengambil langkah-langkah peremajaan, termasuk penggantian tanaman tua, penerapan teknik sambung samping, dan sematik embrio Genesis.

Dia mengatakan, dengan tanaman yang sudah berusia lebih dari 20 tahun, dirinya merasa perlu melakukan peremajaan untuk mengatasi berbagai masalah, termasuk serangan hama seperti penggerek buah dan kepik penghisap buah, serta penyakit seperti busuk buah dan Vascular Streak Dieback (VSD).

Peremajaan ini tidak hanya dipicu oleh penurunan produktivitas, tetapi juga oleh penurunan kualitas biji kakao yang dihasilkan. Misran menyadari bahwa kondisi tersebut berdampak tidak hanya pada pendapatan dari hasil panen, tetapi juga pada reputasi biji kakao yang dihasilkan.

Selain faktor-faktor tersebut, Misran mengidentifikasi bahwa menurunnya kesuburan tanah juga menjadi masalah serius. Untuk itu, langkah-langkah kongkrit harus segera dilakukan, seperti pemupukan yang seimbang agar kandungan bahan organik pada tanah menigkat.

Dia menjelaskan, pasca dilakukan peremajaan, saat ini jenis tanaman kakao di kebun miliknya sudah bervariasi, termasuk MCC 01 dan 02, yang merupakan singkatan dari Masamba Cacao Clone. Kedua klon ini berasal dari Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, dan telah disertifikasi oleh Kementerian Pertanian RI, dianggap layak digunakan.

Baca juga :   "Maya Long", Penggalan Cerita Tsunami Aceh 19 Tahun lalu

MCC 01 memiliki keunggulan dengan produktivitas tinggi mencapai 3,6 ton/ha. Klon ini penyerbukan sendiri (self-kompatibel) dengan berat biji kering sebesar 1,75 g dan kadar kulit ari 15,91%. Selain itu, MCC 01 memiliki kadar lemak biji sebesar 49,67% dan tahan terhadap penyakit moderat, penyakit VSD, dan hama PBK.

Sementara MCC 02, memiliki produktivitas tinggi mencapai 3,1 ton/ha dan tahan terhadap hama/penyakit utama. Berat biji kering MCC 02 adalah 1,61 g dengan kadar kulit ari sebesar 12,0%. Kadar lemak biji mencapai 49,2%, dan klon ini juga tahan terhadap penyakit busuk buah, VSD, dan hama PBK.

Pupuk organik cair buatan Misran, Minggu, (3/12/2023), (Foto: Notula/Zamanhuri)

Misran terus berdedikasi pada kebun kakao miliknya, menunjukkan semangat yang luar biasa dalam memulihkan kebun yang terbengkalai. Warga Pucoek Reunteh Yakin Jaya merasa terinspirasi oleh ketekunan dan pengetahuan yang dimilikinya.

Misran juga berbagi pengetahuan dengan para petani muda di kampung. Ia menjadi mentornya mengajarkan pengetahuan dalam budidaya kakao. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan masyarakat desa.

Salah satu dedikasi Misran yang sedang diterapkan adalah pembuatan pupuk cair organik dari bahan-bahan sederhana.

Bersambung.

Ikuti notula.news di Google Berita untuk update informasi lebih mudah dan nyaman. Klik di sini

Jasa Buat Web by Altekno Digital Multimedia