Jakarta – Menteri Keuangan Israel pada Senin, 13 November 2023, mmengtakan bahwa hutang Negeri Bintang Daud itu naik sekitar 30 miliar shekels (Rp120 triliun) sejak meletupnya perang dengan kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023. Dari jumlah itu, sekitar USD4.1 miliar (Rp63 triliun) utang dalam bentuk mata uang dolar Amerika yang diperoleh dari penerbitan surat utang untuk pasar luar negeri.
Laporan Kementerian Keuangan Israel juga menyebut sekitar USD957 juta (Rp 14 triliun) surat utang diterbitkan untuk pasar dalam negeri melalui lelang. Secara resmi, Pemerintah Israel sekarang bisa sepenuhnya dan secara optimal mendanai semua kebutuhannya.
“Pemerintah Isreal telah meningkatkan secara signifikan pengeluaran untuk mendanai militernya dan mengkompensasi para pelaku usaha yang ada didekat perbatasan Gaza serta keluarga korban dan keluarga para sandera korban Hamas. Semua ini telah mengarah pada defisit anggaran hingga menyentuh rekor, di mana pada bulan lalu defisit anggaran pengeluaran ini membengkak menjadi USD 6 miliar (Rp 93 triliun) atau naik lebih dari tujuh kali lipat dibanding tahun lalu,” demikian tulis Tempo.co dikutip Rabu, (15/11/2023).
Kementerian Keuangan Israel juga mengumumkan sejumlah rencana untuk mengajukan pinjaman. Sedangkan Gubernur Bank Sentral Israel Amir Yaron menyerukan agar Pemerintah menciptakan keseimbangan antara mendukung perekonomian dan menjaga posisi fiskal.
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel bersumpah membuka kran untuk membantu mereka yang terdampak konflik Israel-Hamas. Sejumlah ekonomi meyakini rencana Netanyahu ini akan secara tajam mendorong defisit dan rasio utang-ke-GDP sepanjang 2024.