Indeks
News  

Program BSPS Tahun 2023 di Aceh Utara Tinggal Finishing

Salah satu rumah Program BSPS di Alue Leuhop Kecamatan Cot Girek, Senin, (3/7/2023), Foto: notula.news)

Aceh Utara – Dalam beberapa hari terakhir, beredar isu Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang dikucurkan Pemerintah pusat di Kabupaten Aceh Utara diduga pembangunannya terbengkalai.

Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) BSPS, Bachtiar, Senin, (3/7/2023), mengatakan, keseluruhan rumah swadaya yang disalurkan di Aceh Utara pada tahun 2023 saat ini pembangunannya sedang berjalan dan telah memasuki tahap finishing, dengan persentase telah mencapai 98 persen.

“Pembangunan rumah program BSPS di Aceh Utara hampir rampung semuanya, hanya tinggal pemasangan pintu, jendela dan tombak layar. Untuk material, seperti pintu dan jendela sudah dibawa, tinggal hanya dipasang saja, mungkin karena ini masih suasana lebaran,” ujar Bachtiar.

Kata dia, menurut keterangan dari ketua kelompok, dalam waktu dekat tukang sudah masuk untuk menyelesaikan sisa pekerjaan sekitar 2 persen lagi, jika semuanya telah selesai, pihaknya langsung memasang pamflet PSBS dan seterusnya melakukan serah terima.

Suherman, pengusul program BSPS, di Gampong Alue Leuhob, Buket Hagu, Babussalam, Cinta Makmur, Seureukey, dan Gampong lhok Meurbo, yang juga Ketua Paguyuban Anak – Anak Transmigrasi Sahabat Ilham Pangestu (Patransip),
mengatakan, jumlah rumah yang di usulnya di Gampong tersebut telah terealisasi, hanya tinggal tahap finishing saja.

“Mengenai isu yang beredar tentang program BSPS yang mangkrak ataupun ditelantarkan, sejatinya program BSPS itu belum berakhir, makanya masih ada pekerjaan-pekerjaan yang terkadang belum selesai dikerjakan,” sebut Herman.

“Alhamdulillah sebagaimana kita pantau di lokasi, pekerjaan hampir semuanya rampung. Saya atas nama Ketua Patransip Aceh Utara, menyampaikan terimakasih kepada Bapak H. Ilham Pangestu yang telah memberikan bantuan program BSPS, Sanimas, P3A, Pamsimas, Pisau, kepada kami selaku masyarakat transmigrasi,” ucapnya.

Ia merincikan, nilai anggaran dana BSPS untuk satu unit rumah sebesar 20 juta, dana tersebut untuk melakukan rehab, sementara apabila masyarakat ingin mempunyai rumah baru, maka harus ada swadaya yang mereka keluarkan.

“Sebagaimana yang kita lihat di Desa Alue Leuhob, itu ada tipe 42, rata-rata swadaya dari mereka itu sebesar 26 juta yang dipercayakan kepada saya untuk mengelolanya. Dengan dana dari Pemerintah (BSPS) sebesar 20 juta ditambah dengan 26 juta swadaya dari masyarakat, kita wujudkan rumah impian sebagaimana harapan dari penerima rumah bantuan tersebut, terang Herman.

Tambahnya, soal isu mangkrak, mungkin mereka itu tidak tahu apa yang menjadi program, tidak bisa memisahkan antara program BSPS dengan program sosial yang dilakukan oleh Patransip.

“Untuk sementara program sosial yang kami laksanakan ini dihentikan, dikarenakan kami fokus pada program yang dari BSPS, dan nanti tetap kami lanjutkan hingga selesai,” sebut dia.

Rumah program BSPS, di Alue Leuhop, Senin, (3/7/2023), (Foto: notula.news)

Terkait dengan pembangunan rumah Luluk Suhaida, Herman mengatakan, ini adalah program dari Patransip, bukan BSPS, dengan dana dari Luluk sebagai Penerima rumah sebesar 26 juta, Patransip bisa mewujudkan rumah permanen tipe 42.

“Dengan dana 26 juta bisa kita bangun tipe 42. ini tinggal pekerjaan finishing dari kewajiban-kewajiban saya yang telah saya janjikan kepada ibu luluk, yaitu, tinggal jendela dan pintu yang belum kami masukkan. Sedangkan untuk plesteran itu sendiri tidak menjadi kewajiban dari saya, tapi merupakan kewajiban dari Ibu Luluk itu sendiri,” jelasnya.

Lanjut dia, dengan dana 26 juta untuk membangun rumah permanen tipe 42 tentu tidak cukup, makanya Patransip bahu membahu mewujudkan apa keinginan dan kebutuhan dari masyarakat, sehingga terciptalah rumah impian seperti ini, sebagaimana yang diharapkan, tutup Suherman.

Exit mobile version