Tausiah Syukuran Akbar PAS

Zamanhuri
Habib Dr. Zainal Abidin bilfaqih, Ketua Biro Dakwah Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Internasional, Rabu, (22/2/2023), (Foto:Zamanhuri)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulilah, Alhamdulillahillazi binikmati kitatimmushalihat, washalatu wassalamu ‘ala asyrafilssadat, sayyidina wa maulana, wa habibina, wa syafi’ina, wa qurratin akyunina Muhammad, wa’ala alihi, wa ashabihi ila yaumil mi’ad, rabbisyrahli shadri wayasirli amri wahlul uqdatam minlisani yafqahu qawli, amma ba’ad.

Sebelum kita bersama sama memberikan saling penghormatan dan saling memuliakan, kita mengawali dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang atas takdir inayah nya, kita semua hari ini bisa berkumpul dengan penuh ke khidmatan untuk menyongsong masa depan Aceh.

Shalawat ma’a salam, kita haturkan kepada baginda manusia yang agung nan suci, Nabiyuna Muhammad SAW, dan mudah mudahan kelak, kita terus mengibarkan bendera panji-panji Rasulullah SAW, dan kita berkumpul di tempat ini, semata mata untuk meneruskan perjuangan Baginda Nabi Muhammad SAW.

Yang kita hormati, kita muliakan, para ulama, para tuan guru, orang tua kita, ayahanda kita, semua yang hadir di tempat ini, masya allah, begitu banyak para ulama, mudah mudahan, kehadiran beliau semuanya, akan menjadikan majelis ini penuh berkah, amin ya rabbal ‘alamin.

Para pengurus Partai Adil Sejahtera Aceh, para pejabat Pemerintah yang hadir pada kesempatan ini, baik dari sipil, TNI/POLRI yang saya lihat, dan seluruh hadirin wal hadhirat yang berbahagia. Mohon maaf, kami datang dari luar Aceh, untuk semata mata memberikan satu tahniah rasa syukur, ikut serta mendukung dan berbahagia, lahirnya suatu Partai yang atas ijtihad, atas renungan mendalam, atas istikharah, atas satu maklumat komando dari pada ulama, inilah jalan yang betul, inilah adalah jalan yang benar, karena ulama adalah warisatulambiya yang memimpin seluruh sendi-sendi kehidupan kita.

Tentu yang hadir bertanya, apa keterikatan saya dengan bangsa Aceh. Hadirin wal hadirat, saya adalah orang yang begitu mencintai bangsa Aceh, yang saya mempelajari khusus sejak saya kecil dan muda, diperdengarkan oleh orang tua saya tentang kehebatan orang Aceh, saya banyak membaca kitab-kitab orang Aceh, saya banyak membaca riwayat kehebatan orang Aceh, sampai saya datang ke Indonesia membentuk lembaga kajian Islam Nusantara, yang bagaimana ingin mengangkat khazanah kehebatan ulama-ulama nusantara, ulama-ulama khususnya yang pertama kali mengislamkan bangsa kami, jazakumullah khair para arwah-arwah ulama Aceh. Bahkan, saya sebelum datang ke tempat ini, saya sudah ziarah ke seluruh negeri, ke seluruh ulama-ulama Aceh, ke seluruh makam-makam Aceh, wabilkhusus, tadi saya tersungkur meminta wasilah, meminta izin kepada Al-Malikussaleh, sebagai orang yang pertama mengislamkan Islam di seluruh asia tenggara.

Yang kedua, sampai sangking cintanya saya kepada rakyat Aceh, saya mempersunting putri dari pada ulama Aceh yang kemudian hijrah ke Johor, yang kemudian hijrah ke Jawa dan beliau meninggal seorang habib di Johor Malaysia, yang hari ini juga mengembangkan pesantren di Jawa. Sangking cintanya kepada Aceh, pasca tsunami, kami datang ke sini untuk turut serta membantu, memang orang-orang tidak mencatat dan kami memang tidak memerlukan popularitas itu. Kami hari ini, di tempat kami di Jawa, ada ratusan anak muda mudi Aceh, putra-putri Aceh yang kita didik, yang sebagian besar orang tuanya hadir di sini, kita gembleng mereka, kita didik mereka, S 1, pesantrennya, S2, S3 Doktor, kita kirim ke Mesir, kita kirim ke Hadramaut, kita kirim ke Mekkah, kita kirim ke Madinah, saya bilang, cukup bangsa Aceh sedih dengan peristiwa tsunami 26 Desember 2004, tapi kesedihan itu tidak perlu berlarut larut. Wahai pemuda pemudi Aceh, jawab kesedihan orang tuamu dengan meningkatkan pendidikan agama mu, meningkatkan kehebatan cendikiawan mu, agar mereka tersenyum di alam barzakh, karena melihat pemuda pemudi Aceh berhasil. Dan kami tidak hanya berbicara, kami punya solusi kongkrit, kami ahlan wasahlan, menerima pemuda pemudi Aceh, dari pada kemudian diambil oleh pihak lain yang tidak jelas mau dibawa ke mana. Kami para ulama Jawa timur, ulama Indonesia di Jawa siap menerima, mendidik mereka agar kelak kembali ke Aceh untuk membangun kongkrit negeri ini, menjadi negeri yang betul-betul Darussalam, tempat keamanan dan bersinarnya bangsa Aceh untuk menerangi seluruh bangsa-bangsa senusantara dan asia tenggara. Inilah keterikatan kami, sehingga tidak ada timbul sahwa sangka dan pertanyaan, kenapa kami hadir dan diundang di tempat ini. Kami juga pengurus di Dunia Melayu Dunia Islam, yang terus berhubungan dengan kawan-kawan di Aceh, untuk menghidupkan kembali Islam ahli sunnah wal jamaah, menghidupkan kembali thuras- thuras, khasanah-khasanah hebat ulama-ulama Aceh, kami juga pengurus ikatan cendikiawan muslim indonesia, kami juga pengurus Rabithah Alawiyah Indonesia yang terus bersinergi agar persatuan para habib, agar persatuan habib dan ulama, persatuan habib dengan para tuan guru terikat kembali, karena itu adalah kunci kehebatan dan kejayaan bangsa Aceh.

Berikutnya, Alhamdulillah, di tempat yang penuh kemuliaan ini, di depan makam Malikussaleh, tentu beliau akan melihat kita semua dari barzakh, bahwa kita sekarang ingin bangkit. Wahai saudaraku, cukup sudah kita bersedih, cukup sudah kita bercerai-berai, lelah kita, kalau kita hanya mencari perbedaan tidak akan pernah ketemu perbedaan menjadi persatuan, cukup sudah. Kita akan menampilkan kebersamaan, kita akan menampilkan kesetiakawanan, bersatu dengan Niyatul Khair, di bawah komando ulama, untuk kembali menghidupkan Islam ahli sunnah wal jama’ah lewat jalur politik.

Hadirin wal hadhirat rahimakumullah, berikutnya, saya mendengar dari pada penggagas, deklarator-deklarator Partai Adil Sejahtera, bahwa ini dibangun atas dasar keadilan menuju kesejahteraan. Kami di Indonesia, mengenal dengan adil dan makmur, maka kami sampaikan lewat forum ini dan tentu akan sepakat beliau semua, tidak mungkin ada kemakmuran, tidak mungkin ada kesejahteraan tanpa diawali dengan keadilan.

Seorang ulama besar mengutip tentang min ‘alamatissa’ah, tanda-tanda dari pada akhir zaman yang sekarang kita ikuti, pertama adalah, taqarrabusa’ah, terasa waktu sempit, cepat dan pendek. Hari ini waktu sama 24 jam, tapi perasaan kita, kesempatan kita, maka siapa yang berjaya, mereka adalah yang mampu mengambil kesempatan pertama, dan PAS hari ini, masyaallah, bukan sekedar kebetulan, hari ini adalah hari yang mulia, hari Rabu, hari yang penuh keberkahan, hari ilmu, hari kebangkitan kita bersama, tanggal 22 bulan 2, juga bersamaan dengan tanggal 2 Syakban, bulan yang mulia, masyaallah. Insyaallah di tempat yang mulia, di hadapan makam Malikussaleh, dimana Islam pertama di injakkan di bumi ini untuk kemudian merahmati seluruh bangsa Asia tenggara, maka insyaallah, menjadi spirit perjuangan kita, ayo bersatu, siapapun kita, siapapun latar belakang kita, apapun etnis kita hari ini, selama kita menjadi umatnya nabi Muhammad SAW, ayo bangkit kembali, tinggalkan masa lalu, tinggalkan perbedaan, kita songsong penuh harapannya ke depan, setuju?…., Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar.

Berikutnya, Al Imam Ghazali panutan kita, di samping Imam Mawardi yang mengupas sebagaimana politik yang beradab. Imam Ghazali dalam kitabnya Nasihul muluk, nasehat ke pada para raja, para sultan, beliau menempatkan adab nomor satu, menempatkan akhlaq nomor satu, maka tepat sekali kalau PAS, Partai Adil Sejahtera ini akan mengangkat calon-calonnya, pengurus-pengurusnya dan semua orang untuk mengedepankan adab dan akhlaq, akan menampilkan Islam yang sesungguhnya, yang penuh adab dan akhlaq, tidak cukup sampai di situ para hadirin, kita juga bangsa Indonesia, sangat berterimakasih kepada bangsa Aceh yang begitu besar sumbangannya kepada kemerdekaan, kita tau, pesawat pertama sebagai cikal bakal dari pada Garuda Indonesia, disumbangkan oleh masyarakat Aceh, yang pesawat hari ini disimpan di taman mini Indonesia indah, kami tau, rakyat Aceh dengan sabar membantu kami merdeka, sehingga bangsa Indonesia menjadi merdeka.

Puluhan, berkilo kilo emas disumbangkan oleh wanita-wanita Aceh untuk membantu bangsa Indonesia merdeka, maka sungguh sudah saatnya saling membantu, demikian pula ibukota Jakarta yang hari ini, proklamasi didengungkan pertama itu juga didirikan oleh Fatahillah, adalah ulama yang dari Aceh, seluruh peran ulama, seluruh minashalihin yang juga bersambung darah dan ilmunya kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW. Inilah spirit masa lalu yang diangkat, kami terus mendengungkan kepada anak muda Aceh agar tersambung nasab ilmunya, nasab zatiyanya, Anda adalah anak-anak orang hebat, kalian putra putri Aceh adalah anak-anak mulia, para ulama-ulama hebat, ayo tunjukkan kehebatan kalian, tidak hanya menampilkan suaranya, tapi ilmu dan adabnya, ayo bantu semuanya, agar kembali berjaya di masa-masa yang akan datang.

Yang berikutnya, terakhir, ulama mengatakan dari pada alamatussa’ah, tanda-tanda dari pada ini adalah, rabbulmahabbah bainalqulubil Ibad, dicabutnya, diangkatnya, rasa kasih sayang diantara hamba-hamba Allah, kita ini hamba-hamba Allah, hari ini terasa, karena persoalan sedikit kita berpecah, karena fitnah kita diadu domba, cukup, cukup para hadirin wal hadhirat, wahai bangsaku, cukup sudah.

Dan yang terakhir adalah, hubbul ‘adil minal ‘umara, tanda tanda dari pada akhir zaman ini adalah, dicabutnya rasa keadilan diantara para umara, pada penguasa dan pemerintahan. Berat rasanya kami menyampaikan, tapi saya yakin hari-hari kita dan perasaan kita sama, bahwa keadilan barang mahal, hari ini para hadirin, pengadilan dimana-mana banyak, tapi sungguh dipertontonkan di depan mata kita rasa ketidakadilan, yang miskin semakin miskin, yang kaya semakin merajalela, yang berkuasa dengan sewenang-wenang berbuat keadilan, rakyat jelata dihukum seberat-beratnya, sementara kolega mereka, orang-orang kaya punya pangkat, kemudian dibebaskan tanpa dipertontonkan di depan rakyat, sungguh ini melukai hati kami rakyat semuanya. Memang maaf, kami harus sampaikan apa adanya, karena keadilan sumber semuanya, percuma kita menata Pemerintahan, percuma menata infrastruktur, percuma menata ekomoni, percuma menata segalanya kalau keadilan ini hilang, adil akan muncul kalau kemudian sederajat.

Kisah nyata diantara begitu banyak, Amirul mukminin Umar bin Abdul Aziz, seorang yang begitu saja sederhana, hanya dengan waktu tidak lama, tidak sampai lima tahun, beliau tidak perlu datang blusukan, beliau kemudian tidak perlu membagi bagikan sembako, cukup tegakkan keadilan, maka seluruh makhluk Allah, seluruh ciptaan Allah akan bergerak menampilkan kesejahteraan, apa itu, tatkala Umar bin Abdul Aziz betul-betul menegakkan keadilan, maka seluruh alamnya menjadi makmur, maka dikatakan tidak hanya manusia saja, binatang pun berhenti menggonggong karena kenyang, bukan oleh dari sumbangan atau dikasih makan dari orang lain, tapi dengan keadilan seorang pemimpin, maka seluruh alam jagad raya menampilkan keberkahannya, demikian pula sebaliknya, para hadirin wal hadhirat, kalau pemimpin tidak adil, pemimpin zalim sewenang-wenang, jangan dikira alam tidak berontak, alam berontak sebagai makhluk Allah, dia tidak terima, sawah-sawah kering, bencana dimana mana, gunung meletus parah, banjir belum pada waktunya, kekeringan, kelaparan dimana mana, itu semua karena ketidak adilan umara. Insya Allah, kita bersama sama menyemangati, tadi sudah disampaikan niat bahwa, Partai Adil Sejahtera Aceh hadir untuk ikhtiar menata keadilan ini, Insyaallah dengan keadilan akan ditampilkan maka kesejahteraan akan kita mulai.

Demikian kira-kira yang bisa kami sampaikan, selamat berjuang wahai saudaraku, tunjukkan bangsa Aceh adalah bangsa yang besar, yang bisa bersatu kembali untuk menampilkan kejayaan, di bawah bimbingan dan komando para ulama, dan kami anak muda Aceh seluruhnya, siap untuk bersama sama ulama, mewujudkan keadilan dan kesejahteraan, Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar.

Billahitaufiq wal hidayah, wal ridha wal inayah, tsumma salamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Tausiah ini disampaikan oleh,
Habib Dr. Zainal Abidin bilfaqih, Ketua Biro Dakwah Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Internasional, pada acara syukuran Akbar Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh, di komplek makam Sultan Al Malikussaleh, Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Rabu, (22/2/2023).[]

Penulis : Zamanhuri

Ikuti notula.news di Google Berita untuk update informasi lebih mudah dan nyaman. Klik di sini

Jasa Buat Web by Altekno Digital Multimedia