News  

Aceh Tengah Jadi Wilayah Paling Berkesan, KGBN Salurkan Bantuan hingga Daerah Terisolasi

Riza
KGBN Aceh menyerahkan bantuan untuk warga di Aceh Tengah, Sabtu (28/12/2025). (Foto: Dok. KGBN/Marliza)

Aceh Tengah – Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) menuntaskan penyaluran bantuan logistik di Kabupaten Aceh Tengah. Dengan berakhirnya distribusi di wilayah tersebut, rangkaian penyaluran bantuan kemanusiaan tahap pertama untuk Provinsi Aceh resmi ditutup.

Koordinator lapangan KGBN, Marliza, menyebut Aceh Tengah menjadi wilayah yang paling membekas bagi tim relawan selama misi kemanusiaan berlangsung.

“Dari sejumlah wilayah yang kami datangi untuk menyalurkan bantuan ini, Kabupaten Aceh Tengah merupakan daerah yang paling berkesan bagi kami,” ujar Marliza melalui pesan singkat kepada Notula.news Minggu (28/12/2025).

Ia mengungkapkan, keterisolasian wilayah berdampak langsung pada tingginya harga kebutuhan pokok. “Sebagai daerah yang terisolasi, warga sampai harus membeli beras 15 kilogram dengan harga Rp280 ribu, bahkan ada yang mencapai Rp500 ribu,” katanya.

Kondisi tersebut diperparah dengan kelangkaan bahan pangan tertentu. “Telur merupakan barang yang sangat langka di daerah mereka,” ungkap Marliza.

Meski demikian, bantuan yang disalurkan disambut penuh rasa syukur oleh warga dan relawan setempat. “Mereka sangat bersyukur dan menyampaikan ribuan terima kasih kepada para donatur yang telah berbagi dengan mereka,” ucapnya.

Selain persoalan logistik, Marliza menyoroti dampak serius bencana terhadap dunia pendidikan di Aceh Tengah. “Salah seorang anggota KGBN Aceh Tengah bercerita bahwa pada 5 Januari nanti ia tidak bisa lagi ke sekolah karena bangunan sekolahnya sudah tidak ada,” katanya.

Situasi tersebut membuat para guru kebingungan memikirkan keberlanjutan proses belajar mengajar. “Guru-guru di sana bingung memikirkan bagaimana nasib anak didik mereka ke depan,” lanjut Marliza.

Karena itu, ia menyampaikan harapan besar akan adanya bantuan lanjutan yang menyasar sektor pendidikan. “Mereka sangat berharap jika ada bantuan berikutnya, yang dibutuhkan adalah buku, alat tulis, serta tenda untuk menciptakan ruang belajar terbuka bersama murid-murid demi masa depan anak bangsa,”ujarnya.

Marliza menambahkan, berakhirnya distribusi di Aceh Tengah sekaligus menandai rampungnya penyaluran bantuan tahap pertama oleh sejumlah lembaga. “Dengan berakhirnya pendistribusian logistik ke Aceh Tengah, maka berakhirlah penyaluran bantuan dari GBF, Sekolah Cikal, serta KGBN Nusantara untuk Provinsi Aceh,” jelasnya.

Pada tahap pertama ini, total bantuan beras yang disalurkan mencapai dua ton. “Total jumlah beras yang disalurkan untuk lima kabupaten pada tahap pertama ini adalah dua ton,” kata Marliza.

Ia berharap akan ada kelanjutan program bantuan mengingat kondisi warga yang masih belum pulih.”Semoga ada tahapan berikutnya, karena sampai saat ini masyarakat masih bingung menata kehidupan. Banyak rumah warga yang tergenang lumpur dan membutuhkan dana untuk membersihkannya, bahkan tidak sedikit yang kehilangan tempat tinggal,” tuturnya.

Marliza juga mengakui beratnya tantangan di lapangan selama proses distribusi berlangsung.”Medannya sangat ekstrem, Pak. Benar-benar antara untung baik dan untung,” pungkasnya.

Melalui aksi kemanusiaan ini, KGBN bersama para mitra berharap perhatian dan solidaritas publik terus mengalir bagi masyarakat terdampak bencana di Aceh, khususnya di wilayah-wilayah terisolasi.