Medan, 9 Desember 2025 Bantuan mengejutkan datang dari kawasan konflik jauh di Gaza tepatnya dari warga Gaza dan komunitas solidaritas Palestina — untuk para korban banjir di Sumatera, Indonesia. Aksi solidaritas ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat serta pemerintah daerah setempat.
Seorang warga Gaza yang dikenal dengan nama samaran “Abu Ahmad” dilaporkan menyumbangkan USD 1.000 (sekitar Rp 15–16 juta) bagi korban banjir dan longsor di Sumatera. Sumbangan ini disalurkan melalui jaringan kemanusiaan internasional.
Selain itu, komunitas Palestina di Gaza bersama simpatisan internasional menggalang bantuan berupa paket pangan dan uang tunai total bantuan dilaporkan senilai sekitar Rp 33,6 juta, termasuk paket kebutuhan pokok dan uang tunai bagi para korban banjir.
Langkah warga Gaza ini menarik perhatian karena dilakukan meski mereka sendiri tengah menghadapi krisis berat: konflik, blokade, dan kesulitan akses ke kebutuhan dasar. Aksi ini dipandang sebagai bentuk empati dan rasa persaudaraan lintas negara.
“Kami tahu kondisi Gaza sulit saat ini, tetapi kami ingin menunjukkan: kemanusiaan tidak mengenal batas,” ujar juru bicara solidaritas Gaza dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah daerah di Sumatera Barat menyatakan rasa haru dan terima kasih atas bantuan tersebut. Meskipun nilai nominalnya tidak besar jika dibanding bantuan pemerintah atau lembaga besar, bantuan dari Gaza dinilai bermakna besar secara simbolik dan moral.
Warga lokal juga menyambut baik aksi tersebut, melihatnya sebagai bukti bahwa bantuan dan kepedulian bisa datang dari mana saja bahkan dari tempat jauh dan dalam kondisi sulit.
Bantuan dari Gaza kepada korban banjir Sumatera dipandang sebagai satu isyarat kuat bahwa kemanusiaan dan solidaritas tidak mengenal batas geografis maupun konflik. Aksi kecil ini menjadi pengingat bahwa di tengah penderitaan, ada simpati dan rasa persaudaraan antar-manusia.
Para pengamat kemanusiaan menyebut bahwa meski nominalnya kecil, bantuan seperti ini sangat berharga karena membawa harapan dan kehangatan bagi korban, serta membangun jembatan solidaritas antarnegara dan budaya.
