LHOKSEUMAWE – Air bah banjir yang melanda Kecamatan Sawang, Aceh Utara, tidak hanya menyeret rumah-rumah warga, tetapi juga menguji nyali dan ketulusan seorang anggota Polri. Bripka Maulizar, personil Polsek Sawang, menjadi simbol keberanian setelah dirinya ikut hanyut diterjang arus deras saat mengevakuasi warga yang terjebak banjir, Senin (1/12/2025).
Menurut penuturan sahabat sekaligus rekannya, Bang Najir, sejak pagi Bripka Maulizar berada di garis depan penyelamatan. Dengan pakaian basah kuyup dan tanpa memikirkan keselamatannya sendiri, ia melangkah menembus aliran air yang terus meninggi. Ada warga yang masih bertahan di tengah pusaran arus, dan baginya itu berarti satu hal: harus diselamatkan.
Namun takdir sempat berbalik arah. Ketika mencoba menyelematkan warga, tubuh Bripka Maulizar terseret derasnya arus. Ia hanyut beberapa meter, berputar dalam kepanikan, hingga akhirnya tersangkut pada rumpun bambu di pinggir aliran banjir. Rekan-rekan yang melihat kejadian itu segera menerobos arus dan menariknya ke tempat aman. Ia selamat—namun momen itu menjadi bukti bahwa tugas kepolisian sering kali menuntut keberanian melampaui batas.
Yang membuat kisah ini semakin menggetarkan, ketika pulang ke rumah dinas di Aspol Muara Batu usai bertugas, Bripka Maulizar mendapati kediamannya sendiri ikut terendam banjir setinggi lutut. Istri dan anak-anaknya juga menjadi bagian dari korban banjir hari itu. Tapi tak sekali pun ia mengeluh—baginya, warga yang membutuhkan pertolongan harus selalu menjadi prioritas.
Kisah itu sampai ke telinga pimpinan. Selasa pagi (2/12/2025), Kapolres Lhokseumawe AKBP Dr. Ahzan., S.H., S.I.K., M.S.M., M.H., datang langsung ke rumah Bripka Maulizar. Dengan langkah penuh empati, Kapolres menyampaikan apresiasi atas dedikasi anggotanya, sekaligus memberikan dukungan moral bagi keluarga yang sedang menghadapi situasi sulit.
“Kami bangga atas keberanian Bripka Maulizar. Meski keluarganya sendiri terdampak, ia tetap berada di garis depan menyelamatkan warga. Ini adalah pengabdian sejati,” ujar Kapolres dengan nada haru.
Dalam momen yang hangat, istri Bripka Maulizar, Ny. Meri Maulizar, ikut menitikkan air mata. Ia menyampaikan rasa terima kasih yang tulus.
“Saya berterima kasih kepada Bapak Kapolres dan Ibu Ketua Bhayangkari, Ny. Ita Ahzan, atas perhatian dan kepeduliannya. Kehadiran beliau hari ini sangat berarti bagi kami,” ucapnya lirih.
Di tengah musibah yang menyapu banyak desa, cerita Bripka Maulizar menjadi pengingat bahwa masih ada keberanian yang lahir dari ketulusan. Bahwa di balik seragam, ada hati yang tetap memilih menolong meski keluarganya sendiri sedang dirundung kesulitan. Sebuah kisah yang tidak sekadar tentang banjir, tetapi tentang kemanusiaan.







