Aceh Utara – Ribuan hektare tambak di Kecamatan Lapang dan Baktiya Barat, Aceh Utara, terancam tidak produktif akibat dangkalnya mulut Sungai Kuala Cangkoy. Sungai ini merupakan satu-satunya jalur pasokan air asin ke tambak yang menjadi sumber penghidupan warga setempat.
Camat Lapang, Muzakir, S.E., menyebut kondisi tersebut sudah masuk tahap darurat. Ia meninjau langsung lokasi pada Rabu (3/9/2025) dan menegaskan bahwa normalisasi sungai melalui pengerukan harus segera dilakukan.
“Kalau tidak segera dilakukan normalisasi, petani tambak akan kesulitan mendapatkan air asin. Udang windu dan jenis lainnya tidak bisa bertahan hidup jika dengan air tawar saja,” ujar Muzakir.
Kerugian mulai dirasakan para petani. Banyak tambak terbengkalai karena udang dan ikan yang dibudidaya mati akibat pasokan air asin tidak mencukupi. Nilainya ditaksir mencapai jutaan rupiah per petani.
Pemerintah kecamatan telah mengajukan permohonan resmi kepada Pemerintah Provinsi Aceh untuk menangani persoalan ini. Namun hingga kini belum ada langkah konkret di lapangan. “Kami sudah ajukan permohonan. Harapannya pemerintah segera bergerak, jangan sampai masyarakat terus menanggung kerugian,” tambah Muzakir.
Seorang petani di Baktiya Barat mengaku cemas dengan kondisi yang berlarut-larut. “Kalau terus dibiarkan, bukan hanya petani yang merugi, tetapi juga perekonomian daerah akan lumpuh,” keluhnya.
Warga berharap pemerintah provinsi maupun pusat segera mengerahkan alat berat untuk mengeruk Sungai Kuala Cangkoy. Mereka menilai normalisasi sungai mendesak dilakukan agar tambak kembali produktif dan mata pencaharian ribuan keluarga terselamatkan.
Ikuti notula.news di Google Berita untuk update informasi lebih mudah dan nyaman. Klik di sini