Pak Guru Gembul mengungkap berbagai masalah mendasar dalam sistem pendidikan Indonesia dalam video berjudul SOLUSI ATAS BOBROKNYA PENDIDIKAN DI INDONESIA yang diunggah di kanal YouTube Gembul Shorts. Berdasarkan pengalaman sebagai guru dan pengamat pendidikan, ia menyoroti budaya pemalsuan nilai yang merajalela di sekolah-sekolah.
Menurutnya, pemalsuan nilai sudah menjadi praktik umum untuk memenuhi tekanan akreditasi dan target kenaikan kelas otomatis. Ia mengatakan, “Karena saya guru dan saya tahu saya adalah pemalsu nilai. Kepalsuan terjadi di mana-mana, inkompetensi terjadi di mana-mana,” ucap Pak Guru Gembul dikutip Notula.news Minggu (1/6/2025).
Pak Guru Gembul menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka malah memperparah kondisi dengan kebijakan menaikkan semua siswa tanpa kecuali, meskipun banyak yang tidak serius belajar dan hanya mengganggu kelas. Ia mengungkap, “Ini siswa enggak pernah sekolah, belajar aja enggak pernah di kelas cuma gangguin orang… Tapi enggak ada yang nyaut… terpaksa harus dinaikin kelas.”
Dampak dari praktik tersebut berlanjut hingga tingkat SMA, bahkan mahasiswa. Ia mencontohkan kasus siswa SMA yang tidak bisa menjawab soal matematika sederhana, dan mahasiswa yang lulus dengan IPK tinggi namun tanpa kemampuan akademik yang memadai. “Sekitar 60 sampai 70% lulusan kuliah zaman sekarang itu IPK-nya kumlaud… Pas diterima ke lapangan pekerjaan gagal total,” ujarnya.
Pak Guru Gembul juga mengkritik budaya nepotisme dan pengisian jabatan publik oleh orang-orang yang tidak kompeten, yang berasal dari sistem pendidikan yang rusak. Ia menyatakan, “Orang-orang tidak berkompeten sekarang memenuhi pejabat-pejabat, jabatan-jabatan publik di Indonesia.”
Sebagai solusi, ia menekankan pentingnya menghapus feodalisme dalam pendidikan dan membangun kemandirian intelektual. Ia mencontohkan model pendidikan Finlandia yang sukses karena didukung kebijakan ketenagakerjaan yang memungkinkan orang tua, khususnya ibu, fokus mendidik anak sejak dini.
“Mulai dari sekarang, bebaskan otak kita dari feodalisme. Beranikan berdialektika dan tunjukkan kemampuan dengan karya, bukan hanya ijazah,” tegasnya.
Video berdurasi hampir 17 menit ini ditutup dengan tepuk tangan penonton yang menunjukkan dukungan terhadap kritik dan solusi yang disampaikan Pak Guru Gembul.
Ikuti notula.news di Google Berita untuk update informasi lebih mudah dan nyaman. Klik di sini