Jakarta – Prof. Dr. Nasaruddin Umar membagikan pengalamannya dalam perjalanan menjadi Menteri Agama dan Imam Besar Masjid Istiqlal dalam wawancara di Kick Andy yang ditayangkan MetroTV. Dalam wawancara tersebut, ia mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi Kementerian Agama, termasuk persoalan korupsi, toleransi beragama, dan perizinan rumah ibadah.
Menurut Nasaruddin, Kementerian Agama merupakan salah satu kementerian yang paling disorot dalam setiap pemerintahan. Ia menyebut bahwa isu korupsi di kementerian tersebut kerap menjadi perhatian serius.
“Sebagai Menteri Agama, prioritas saya adalah menuntaskan persoalan yang belum selesai, termasuk Pansus di DPR. Saya harus mempertanggungjawabkan semuanya dengan transparan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti peran keluarga dalam penyalahgunaan kekuasaan di kementerian tersebut. Menurutnya, tidak jarang istri para pejabat memiliki pengaruh besar dalam urusan jabatan dan pengambilan keputusan.
“Kadang-kadang di beberapa tempat, justru yang lebih berkuasa adalah istri para pejabat. Sampai ada yang ikut campur dalam promosi jabatan,” ungkapnya.
Dalam upaya memberantas korupsi, Nasaruddin mengaku meminta pendampingan dari lembaga seperti KPK, Kejaksaan, BPK, dan intelijen. Hal ini terutama dalam pengawasan dana besar di sektor pendidikan dan penyelenggaraan haji, yang menurutnya menjadi titik rawan korupsi di Kementerian Agama.
Selain itu, ia juga menerapkan kebijakan efisiensi anggaran dengan membatasi perjalanan luar negeri bagi rektor perguruan tinggi di bawah Kementerian Agama, yang dinilainya kurang memberikan kontribusi signifikan.
Wawancara lengkap mengenai perjalanan Nasaruddin Umar sebagai Menteri Agama dan Imam Besar Masjid Istiqlal dapat disaksikan dalam program Kick Andy di MetroTV.