Aceh Utara – Akibat banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara, pada Sabtu, 21 Januari 2023, lalu, mengakibatkan 85 unit rumah di Gampong Lubok Pusaka, Kecamatan Langkahan Rusak, 25 diantaranya hanyut tanpa bekas.
Ketua Tuha Peut Gampong Lubok Pusaka, Abdul Wahhab, Sabtu, (28/1/2023), di Lubok Pusaka mengatakan, pihaknya saat itu hanya menyelamatkan jiwa masyarakat, kemudian setelah turun air melakukan pendataan, ternyata 25 unit rumah telah terbawa arus.
“Korban banjir yang terkena musibah rumah hanyut dan yang roboh berjumlah 85, sedangkan yang hanyut total terbawa arus adalah 25 unit, selainnya roboh,” sebut Abdul Wahab
Dia menjelaskan, pada saat ini masyarakat yang mengalami musibah belum bisa kembali ke rumahnya masing-masing, dikarenakan rumahnya tidak ada lagi dan terpaksa mengungsi ditempat pengungsian.
“Pada saat banjir itu ada yang kita evakuasi ke lantai dua balai desa dan yang lebih banyak kita evakuasi ke dataran-dataran yang lebih tinggi. Untuk sementara mereka yg tidak ada lagi tempat tinggal ini terpaksa kami ungsikan dulu, sebagian di balai desa, sebagian lagi menumpang di rumah-rumah saudaranya,” jelas Tuha Peut.
Lanjutnya, untuk titik pengungsian, khusus yang Dusun Tanah Merah di balai Desa dan di tanjakan yang arah ke SDN 8 Langkahan, kemudian yang di Dusun Bidari sebagian di jalan jalur pipa, sebagian di dataran tinggi dekat perumahan Dusun Bidari.
“Kalau data-data bagi rumah yang hanyut dan roboh, semuanya telah kami kirimkan ke pemerintah dan kami berharap kepada pemerintah agar segera dapat membantu masyarakat untuk tempat tinggalnya, terutama yang hanyut dan roboh,” tutup Abdul Wahhab.
Salah seorang warga Lubok Pusaka, Insah, (55), menyebut bahwa dirinya sudah menetap di pengungsian selama satu minggu, ia belum bisa kembali karena rumahnya telah roboh dan harus di perbaiki.
“Rumah saya roboh tersapu banjir, belum diperbaiki, saat ini belum dapat ditempati, saya menetap di sini (pengungsian) sampai rumah siap di perbaiki dulu,” sebut Insah.
Ia mengaku dirinya saat ini tidak mampu memperbaiki rumah dalam waktu cepat, “saya tidak bisa cepat juga, saya berharap bantuan dari pemerintah,” ucapnya dengan nada lirih.
Dia mengisahkan, peristiwa banjir itu datang tiba-tiba selepas magrib, pada saat itu dirinya sedang bersama anak di rumah. Luapan air sungai arakundo yang sangat cepat, membuat dirinya bersama keluarga bergegas lari mencari tempat yang aman, tak ada harta benda yang dapat diselamatkan.
“Tak ada yang dapat diselamatkan, cuman pakaian saja, yang lain semua habis,” tutur Insah.